24.6.05

Teamwork..

Sore tadi bareng 2 orang teman kumpul buat bikin kensep suatu kegiatan besar di himpunan. Kok, kegiatan besar dikonsepnya cuma sama 3 orang? Kenapa gak.. kalo hasilnya bisa optimal bukannya lebih baik ya dibanding ngonsep ber-20 orang tapi banyak nyampahnya..

Tadi juga ngebahas teamwork alias kerja sama. Karena himpunan berbasis angkatan, jadinya ngomongin kerja sama antar angkatan. Kita bertiga berpendapat emang lebih enak kalo kerja bareng ma temen-temen yang seangkatan, karena dah tau seluk-beluk masing-masing temannya dan lebih bisa enjoy diajak kerja sama. Bukan berarti kerja sama multi angkatan itu gak enak ya..cuma lebih susah koordinasi. Mungkin karena teman seangkatan kita (kalau di TI) yang jadi temen bareng selama 4 tahun, sepenanggungan sependeritaan. Hehehe..

Terus, kita bertiga sepakat kalau lebih enak kerja dalam tim kecil tapi fokus, dari pada terlalu banyak orang malah kacau koordinasinya. Kita bertiga juga sepakat lebih efisien kalau kerjanya dari scoop yang kecil dulu baru scoop tersebut membesar. Lebih mudah dikoordinasi.

Cara masing-masing orang bekerja sama emang berbeda, dan setiap cara itu pasti ada kelebihan dan kekurangannya. Hmm..menurutku, dengan bekerja sama dengan seseorang, akan semakin mudah mengenal orang tersebut (pastilah ya..) karena dengan kerja bareng bisa kelihatan kelebihan dan kekurangan mereka. Sering banget kalau kerja bareng dalam suatu kegiatan aku (istilahnya) ‘menemukan’ seseorang. Maksudnya, menemukan seseorang yang ternyata bisa cocok diajak kerja sama. Tapi sering juga menelan kekecewaan pada seseorang yang kuanggap akan enak kerja sama dengannya, tapi ternyata tidak.

Pernah ngobrol juga ma temen tentang sifat-sifat orang dalam bekerja sama. Ada yang sifatnya dominan, ada yang nrimo. Biasanya kalau orang dominan digabung sama orang dominan banyak bersitegangnya, biarpun gak sampe berantem. Berdasarkan pengalaman (sok tua banget ya..) paling enak komposisi orang dalam sebuah tim, misal yang berisi 3 orang, komposisinya 1 orang yang dominan, 1 orang yg nrimo, dan 1 orang di antaranya. Atau bisa juga 1 orang yg deadliner, 1 orang yang sangat organized, dan 1 orang di antaranya. Ini komposisi hasil ulik-ulikan bareng temen sih, gak mutlak juga. Cuma berdasarkan kerja sama-kerja sama yg selama ini pernah dilakukan, paling enak komposisinya ya..kayak gitu..hehehe...

Bisa bekerja sama itu menarik karena dengan bekerja sama kita bisa semakin mengenal sifat-sifat manusia yang pastinya unik dan menarik. Lagian, sambil latihan juga buat di masa depan kalau dah kerja. Itulah kenapa, aku lebih suka mengonsep dan membuat suatu kegiatan yang konkret dibanding hanya mengonsep sesuatu yang abstrak. Hehehe..interest masing-masing orang kan berbeda..

23.6.05

Tukang Ojek Payung

Hari ini disuruh ibu belanja, jadi pas sore-sore pulang nyempet2in ke yogya ciwalk dulu. Pulangnya naek angkot dari kampus, pas nyampe cihampelas, hujan rintik-rintik dan semakin deras pas baru nyampe rs advent, mana gak bawa payung. Sambil nunggu nyampe ciwalk, mikir, gimana ya biar gak basah-basah banget..padahal jarak dari jalan cihampelas ampe masuk ciwalk-nya kan lumyan jauh..huu..

Akhirnya mikir..bodo amat ah, ujannya masih manusiawi kok..gak bikin kuyup-kuyup banget..ternyata pas nyampe depan ciwalk turun dari angkot..baru jalan dikit, tiba-tiba ada anak sekitar kelas 6 sd-an sambil bawa payung bajunya basah bilang, ‘teh, payung?’. Trus aku jawab, ‘Berapa?’. Gak tau refleks aja nanya berapa, padahal belum tentu tuh anak tukang ojek payung ya..sapa tau emang nawarin walaupun bajunya dah kuyup...tapi emang tukang ojek payung beneran kok..akhirnya, kami berpayungan berdua, trus antara jarak yg singkat itu nanya ma tu anak..’Kenapa ngojek payung dek?’ sambil mikir, gila hari gini masih ada aja ya tukang ojek payung..Trus si ‘adek’ menjawab, ‘buat nambah duit jajan teh..’. karena jaraknya pendek, jadi percakapan selesai di situ.

Ternyata, selama ini kita sudah sangat sering melupakan anak-anak yang ada di sekitar kita. Padahal, nasib masa depan kita ada di tangan-tangan kecil mereka, yang sekarang kebanyakan cuma tau MTV, mall, internet, dan handphone. Dengan teknologi yang semakin pesat, makin banyak anak-anak yang makin konsumtif, dan semakin pragmatis. Karena teman, tergantikan oleh play station, budaya ngobrol (yg sambil tatap muka) tergantikan oleh adanya handphone dan internet, yang asalnya tetangga ampe 40 rumah di depan, 40 rumah di belakang, 40 di kanan, dan 40 di kiri apal semua, sekarang, gimana mau hafal, kenal aja enggak, ketemu aja gak pernah. Dan karena teknologi yang semakin pesat pula, kesenjangan antara yg kaya dan miskin makin jauh, dan semakin banyak anak-anak seperti ‘adek tukang ngojek payung’ tadi. Huuu..ironis..

Jadi, banyak mikir, ternyata walaupun orang tua kita banyak yang masih ‘konservatif’ alias kolot, dan pada zaman 15 tahun lalu belum terlalu kenal telepon, pager, apalagi handphone. Komunikasi jarak jauh cuma bisa lewat telegram dan surat. Tapi banyak banget ngaruh ke psikologi anak-anak pada zaman itu. Sehingga kebanyakan jauh lebih ramah dari anak sekarang dan tentunya lebih polos, naif, serta gaptek..hehehe..
Miris, kalo liat anak yang tadi ngojek payung. Alhamdulillah, orang tua masih sanggup ngasih duit jajan sehingga kita gak harus ngojek payung untuk dapet duit jajan.

Ada yang menarik lagi, pas pulang dari ciwalk, kan masih ujan tuh..pas keluar, tiba-tiba ada yang bilang, ‘mbak, jangan ujan-ujanan pake payung aja..’. Nah lo..sapa tuh yang ngomong..tiba-tiba ada mas-mas yang memakai jas hujan kuning, menawarkan payungnya padaku dan bilang, ‘Nih mbak, payungnya’. Lumayan ada payung pinjeman..pas diliat jas ujannya, ada tulisan FREE NO TIPS..oohhh ternyata emang ada pelayanan payung toh di ciwalk. Trus dianterin ampe depan ma masnya (sekarang gak sepayung berdua, kan masnya pake jas ujan..hehehe), iseng-iseng nanya, ‘Emang di ciwalk ada pelayanan payungnya ya mas?’. Ni pertanyaan retoris banget gak sih, jelas-jelas payungnya kupinjam..trus masnya jawab, ‘Iya mbak, kalo ujan emang ada pelayanan payungnya.’ Oohhhh...

Alhasil, pulang pergi ke ciwalk, gak basah walaupun ujan lumayan deres. Ironis, ada petugas pelayanan payung alias tukang ojek payung juga yang FREE NO TIPS dan ada anak SD yang ngojek payung dibayar Rp 2.000,- buat uang jajan. Dua-duanya dibayar, bedanya kalo petugas resmi dibayarnya per bulan ma pihak Ciwalk, kalo anak yg ngojek payung dibayar kontan oleh kita-kita yang make payungnya. Hah..emang ya di negeri kita ini, keadaan apapun bisa jadi ladang pekerjaan. Saking ‘kreatif’nya. Hehehe...

22.6.05

..menata hidup..

Hari ini banyak banget mikir, mikir tentang rencana-rencana baru yang pengen diterapin dalam kehidupan sehari-hari. Entah kenapa, rencana-rencana yang (nampaknya) bagus kok kepikirannya malah di angkot pas pulang. Hehehe.. di sela-sela semua pemikiran itu, terselip sebuah keraguan. Apa gw bisa mewujudkan semua rencana hari ini ya. Apa gw punya kekuatan untuk tetap pada pendirian dan berusaha untuk mewujudkan semua yang ada di otak gw. Kok bingungin ya..

Sebelumnya, kalau ada rencana di otak, atau hal-hal yang pengen dilakuin biasanya kandas mentok di otak aja. Kemalasan untuk mewujudkannya mengalahkan keteguhan untuk mengusahakannya. Tadi siang juga baru ngobrol ma temen tentang harapan dan ketakutan. Jadi mikir, kayaknya selama ini di hidup gw penuh dengan harapan, mimpi, dan segala macam bentuk impian deh. Tapi kok sedikit yang bisa terwujud. Jadi, biasanya ketakutan untuk melakukan sesuatu besar daripada harapannya. Bahkan kadang jadi gak berani untuk mencoba tuk mewujudkan harapan itu. Dangkal sih..harusnya kan kita gak boleh seputus asa itu ya, tapi mau gimana lagi coba. Kalau sudah terbiasa untuk kecewa bisa membuat diri kita jadi gampang putus asa. Gila gw dangkal banget..

Padahal keberhasilan seseorang belum tentu harus dalam bentuk yang besar (di sini misalnya harapannya terwujud) tapi bisa juga dari hal-hal yang kecil. Kadang keberhasilan yang kita capai tidak bisa terlihat karena kita menutup mata akan keberhasilan itu. Takut untuk mengakui bahwa kita berhasil di tempat yang bukan kita harapkan. Misal, harapannya di sebuah kepanitiaan gw menjadi anggota Danus yang berhasil, eh ternyata gak sepeser uang pun yang didapat (tragisnya..) tapi pas dicoba masuk bidang humas (yang gak pernah kita harapkan sebelumnya) ternyata bisa lebih ter-explore di sana. Belibet ya..Hehehe...

Di sini pentingnya pengendalian diri kali ya. Gimana caranya kita hidup dengan seimbang, sederhana dan bersahaja. Loh? Mencoba untuk menjalani hidup dengan sebaik mungkin, terus bermimpi, terus berusaha, dan terus belajar. Nampak mudah, tapi susah dilaksanain..bisa tapi sulit..hehehe..

Akan sangat menyenangkan (nampaknya) kalau kita bisa mengendalikan semua hal yang ada di sekitar kita dan membuatnya pas dengan hidup kita, bukannya tunduk pada keadaan dan tergantung pada orang lain. Sering tanpa disadari itu yang terjadi, tunduk pada keadaan. Menjadi lemah karena kekecewaan sesaat, menjadi malas karena tak terwujud harapannya, menjadi picik dan curiga pada setiap perubahan. Buntut-buntutnya menjadi orang yang suka negative thinking. Huu..dangkal, tapi sering terjadi pada diri kita (termasuk gw juga) tanpa disadari.

Kebalikannya banyak juga orang yang sangat dalam pemikiran-pemikirannya, punya visi yang jauh untuk masa depannya, dan sok punya konsep yang bagus, tapi pas dilaksanain dan ternyata diindikasi ada cacat di konsepnya, banyak orang yang kabur. Atau malah mereka punya banyak pemikiran bagus, tanpa berusaha mewujudkannya. Sama kayak cerita di atas. Gw punya banyak rencana tapi males mewujudkannya karena terlalu sering kecewa. Segitu putus asanya..=p

Lagi berusaha punya jargon baru nih (jargon ini juga kepikiran di angkot, nasibnya emang cuma bisa naek angkot doang kali ya..hehehe) untuk menyemangati diri tuk selalu berusaha mewujudkan apa yang ada di otak..mencoba untuk menata hidup..

..dunia gak butuh orang yang HANYA bisa merencanakan tapi GAK MAU mewujudkan, dunia butuh orang yang bisa dan mau BERUSAHA mewujudkan semua impian dan rencananya..

Jargon ini buat pribadi kok, cuma bermaksud membuat target dan tekad di dalam diri dan hati. Hehehe..

Oia, nemu pepatah bagus juga nih..

Courage does not always roar. Sometimes, it is the quiet voice at the end of the day saying, "I will try again tomorrow".
-Anonymous

Semua harapan, mimpi, rencana, impian gakkan terwujud kalau gak ada usaha dari yang memiliki harapan, mimpi, rencana, dan impian itu. Tentunya kalau usaha aja gakkan cukup, harus diiringi dengan do’a. Manusia berencana, Tuhan jua yang menentukan. Klise, tapi selalu benar. Hehehe... Saat kita gagal, teruslah mencoba..coba lagi..coba lagi..dan coba lagi..Kalau gagal terus, mungkin emang gak cocok buat kita kali ya. Hehehe..

19.6.05

Kenapa harus menjadi dewasa?

Kadang jadi mikir sendiri kalau ada yang bilang si X kayak anak kecil, si Y dewasa banget, atau si Z yang manja..

Emang dewasa apaan sih? Emang harus ya kedewasaan ditampilkan dengan tindakan yang kalem, sok berwibawa, sok ngasih wejangan, sok bisa menyelesaikan masalah, nyantai, gak emosional, padahal dalam hatinya merasa capek untuk terus bersandiwara seperti itu..(kenapa kita mau-mau aja bersandiwara kayak gitu ya..=P)

Apa seseorang yang gayanya kayak anak kecil lantas gak bisa disebut dewasa? Belum tentu juga kan.. mungkin ini yang disebut dampak dari common sense, alias pendapat umum. Pendapat umum saat ini biasanya mengatakan bahwa orang yang dewasa itu orang yg suka ngomong berat, gak emosional, dsb, dsb...Coba kalau pendapat umum mengatakan kalau orang yang berperilaku kayak anak kecil itu disebut orang yang dewasa...nah lo...

Pepatah klise (tapi somehow selalu benar):
Don’t judge the book by its cover.

Inget zaman PPAB, inget sama forum-forum di himpunan, dan inget ma proses kuliah di TI ITB, sebagai manusia kita harus selalu melakukan prose bertanya untuk mencegah diri kita tunduk begitu saja pada hal-hal semacam common sense..sayang di Indonesia, kita terbiasa dididik untuk nunut ma yang tua, dan dilarang bertanya, terbiasa untuk nrimo apapun yang diberikan..apapun..

Satu hal yang kuyakini sejak dulu..hidup adalah sebuah proses mencari dan menjadi dewasa adalah sebuah proses mencari mana yang benar dan mana yang salah..
Sedikit demi sedikit kita belajar..terus menggali dan mencari kebenaran hakiki. Sampai kapan kita harus mencari? Seumur hidup nampaknya, karena setiap kebenaran yang kita temukan akan semakin mendekatkan kita kepada Illahi..dan pada saat kita bertemu dengan yang menciptakan kita, berarti kita dah meninggalkan dunia ini kan..;P

Yang membingungkan adalah pada saat kita di persimpangan antara mana yang benar dan salah..apakah jalan yg kita ambil adalah jalan yang benar? Seringkali terjadi bias.. Trus apa yang bisa jadi petunjuknya? Entahlah...
Entah itu pengalaman, entah itu wejangan orang tua, entah itu pendapat umum atau biasa disebut common sense ataukah hati nurani yang menjadi alarm..Mungkin di sinilah pentingnya proses bertanya..

Sebenarnya apa sih yang disebut “benar” dan apa yang disebut “salah”?

Pertanyaan yang mungkin akan terjawab justru pada saat kita meninggalkan dunia ini..Saat diperlihatkan pada kita amalan-amalan di dunia, dipertunjukkan pada kita semua yang kita perbuat, mana yang benar dan mana yang salah..Mungkin apa yang biasanya disebut benar justru salah dan yang biasa disebut salah adalah benar adanya..

Teruslah mencari, teruslah bertanya..

Dicari: Obat Penyakit Hati

“Rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau...”

Pepatah yang gak tau siapa yang bikin...klise, tapi tanpa disadari selalu terjadi..
“Kenapa ya gw gak bisa kayak dia, cantik, pinter, ramah, disukai banyak orang, kaya, dll..dll.” Banyak banget yang sering bilang seperti itu minimal di dalam hati..

Kenapa ya manusia diciptkan dengan rasa iri...penyakit hati yang obatnya langka..
Gimana ya caranya jadi manusia yang ikhlas, dan bisa merasa lebih percaya pada dirinya sendiri?

Padahal belum tentu orang yang jadi objek “iri hati” kita sebahagia yang terlihat..seenak yang dibayangkan..huuuu...
(Enak banget ya bisa ngomong gini, padahal susah dilaksanain juga..tapi seenggaknya berusaha membuat diri ini menjadi lebih pede..:P)

Ada kalimat klise lagi: “Manusia diciptakan dengan segala kelebihan serta kekurangan..Karena manusia itu tidak sempurna.” Terus aja kalimat itu diulang-ulang tapi tetap tidak menyembuhkan penyakit hati kita..

Mungkin karena kita kurang meresapi arti kalimat..kita gak berusaha untuk melihat diri kita sendiri, selalu menjadikan orang lain sebagai patokan, padahal tidak harus seperti itu, selalu menjadikan orang lain seperti dewa, padahal mereka pun manusia biasa, yang sekali lagi, punya kekurangan juga...

Haaa...betapa manusia tidak pernah bisa merasa puas..dan betapa hidup ini penuh dengan persaingan..menyakitkan saat kita tak mampu memenangkan persaingan itu..

Pepatah klise lagi: “Hidup bagaikan sebuah roda..kadang di atas, kadang di bawah..”
(Kenapa yang klise seringkali memang benar..walaupun klise..haa..)

Haaa..dah mulai ngaco..sudah dulu kali ya...

14.6.05

..trust fall..(just trust and let yourself fall)

Lagi inget simulasi trust fall waktu LKO sekitar bulan Februari-an kemaren..trus abis nonton diari AFI juga, ada cerita tentang trust fall-nya..

Inti dari trust fall kan kepercayaan ya..gimana supaya kita percaya sama temen-temen kita bahwa mereka akan menangkap kita saat kita menjatuhkan diri..
Intinya percaya..

Bener juga ya, sering gak percaya ma temen takut kalau temen kita gak melakukan tugasnya dengan baik, padahal belum tentu apa yang seharusnya kita kerjain, kita kerjain dengan baik juga..

Setiap manusia di dunia ini kan punya tugasnya masing-masing, kalo boleh dibilang, seluruh umat manusia di dunia adalah tim yang suangaaaatt besar..
Ada orang yang jadi dokter, insinyur, presiden, bahkan ada yang menjadi si kaya dan juga si miskin..semua punya perannya masing-masing di dunia, tinggal gimana kita melakukan peran itu dengan baik..waah...

Balik lagi ke masalah kepercayaan, akan sangat berhasil sebuah teamwork kalau setiap insan yang ada di dalamnya bisa saling percaya, kayak simulasi trust fall itu, ada yang bertugas untuk menangkap temannya, dan ada yang bertugas untuk percaya dan menjatuhkan diri..kebanyakan pas orang melakukan simulasi ini (termasuk gw juga..=p) pada takut jatuh, padahal sebenernya gak akan terjadi apa-apa kan..teman kita akan menangkap kita..

Mencoba untuk memulai percaya sama teman, kayaknya bisa jadi menyenangkan dan meringankan beban tentunya..bukankah pekerjaan kalau dikerjakan sama-sama akan lebih menyenangkan..

Being a single fighter is very exhausted...capek aja kalo harus menanggung semuanya sendiri..kita harus mulai percaya kalau akan ada orang lain yang dengan senang hati membantu kita, walaupun mereka gak tau harus ngapain..kenapa gak kita kasih tau aja apa yang perlu dibantu pada diri kita..ya gak?

speechless..

Kesel deh kalau ada temen yang kita sayangi lagi kesusahan dan kita gak bisa berbuat apa-apa, karena emang kita gak punya kapabilitas untuk membantunya...

Sedih deh kalau ngeliat temen sedih, tanpa bisa memberi saran atau jalan keluar apapun, hanya bisa menjadi pendengar yang baik aja..

Sebel deh kalo kita gak bisa melakukan hal yang emang bener-bener kita gak tau melakukannya gimana, tapi karena hal itu sangat dibutuhkan teman kita, tapi kita tak dapat melakukannya..

Sering gak mengecewakan teman seperti itu..berusaha untuk membantu, memaksa untuk membantu, tapi bingung ngebantuinnya gimana...

Tapi..sebenernya, dengan mendengar atau sekedar menjadi tempat sampah pun juga membantu..tapi gak puas aja...

Lebih kecewa lagi, bahkan kalau menjadi tempat sampah pun kita gak becus, terlalu memikirkan diri sendiri dan yang ada di pikiran kita mungkin cuma hal-hal sepele yang gak tepat waktunya untuk di pikirin saat itu..karena teman kita lagi membutuhkan kita...

Susahnya pertemanan sebanding dengan perasaan yang didapat dari teman..rasa sayang dan perhatian teman kita selalu bisa mencerahkan hati bahkan di saat-saat tergelap..

Haa...speechles nih..try to help but don’t know what to do..

11.6.05

..liburan dengan membaca..

Hari ini baru selesai baca dua novel yang sama-sama susah dilepas sebelum ceritanya selesai...
Novel yang pertama Angels and Demons-nya Dan Brown..novel yang seru dan menegangkan, emang ya, novel yang berbau fakta (walaupun sebenarnya fiksi) selalu menarik buat dibaca. Tapi..ya udah gitu aja...puas dan seru bacanya..

Novel yang kedua yang jauh lebih berkesan..padahal novelnya, jauh lebih tipis, dan mungkin banyak orang yang berpikir gak menarik.. judulnya Fatimah Chen Chen yang dikarang Motinggo Busye..ceritanya tentang dua wanita yaitu Fatimah Chen Chen dan kakaknya Belinda Alwin..kisah bagaimana mereka masuk Islam, menikah, memiliki anak, dan menjalani hidupnya sehari-hari...mungkin biasa ya...
Tapi, salut buat Motinggo Busye yang bisa membuat cerita tentang kedua wanita itu sangat menyentuh dan bisa dibilang Islami..mengingatkanku pada banyak hal yang kulupakan dan bisa membuat pembacanya (lebih ke umat muslim sih..) lebih mengingat tentang keindahan islam itu sendiri..sangat filosofis dan inspiring...

Kedua novel di atas masuk ke daftar recommended novel..patut dibaca, apalagi pas liburan gini..hehehe..

10.6.05

..kalau hidup memang untuk diuji dan dicoba..

Kalau memang Tuhan memberi ujian atau cobaan pada manusia tidak melewati batas kemampuan manusia tersebut, lalu kapankah cobaan atau ujian itu akan berakhir? Mungkin jawabannya adalah: tidak akan pernah berakhir....karena dengan konflik kita bisa belajar..(sebenarnya dengan hal sekecil apapun sih kita bisa belajar..ya kan)

Bagaimana caranya supaya bisa bertahan dan melewati cobaan serta ujian itu?
Sebenarnya apa sih bedanya ujian dan cobaan? Apakah berbeda? Atau justru malah sama? Haaa...
Saat kita diberi ujian atau cobaan itu, apa yang harus dilakukan? Termenung menyesali nasib, mengeluh, atau malah terus berusaha...?

Pertanyaan yang paling sering muncul saat diberikan ujian atau cobaan itu...apa effort gw yang kurang ya? Apa usaha gw belum cukup ya? Apa emang gw masih bisa lebih dari ini? Sesal yang terus-menerus datang apa menjadi pertanda bahwa memang kita benar-benar kurang dalam berusaha? Walaupun kita sudah merasa sungguh-sungguh dalam mengerjakannya...what a life..

Hidup seperti sungai, suatu saat akan deras arusnya dan banyak batu kalinya, suatu saat akan mengalir dengan tenang..apa akan menyerah pada arus deras dan membiarkan diri tenggelam begitu saja? Ya janganlah...apa akan terlena dengan arus tenang dan bersantai-santai gitu aja? Ya enggak juga..karena di balik air yang tenang itu kadang ada bahaya yang lebih besar dari pada di arus yang deras...(misal: buaya....=p)..

Menghadapi cobaan atau ujian dalam hidup masalah klise yang akan selalu dipertanyakan...dan takkan pernah ada habisnya untuk ditelaah...