30.12.07

My Travel Type

Your travel type: Culture Buff

The culture buff needs to see a museum, an art gallery, a 16-th century church every day during his holiday. When he travels he is always well prepared. He has read history books, speaks a few words of the lingo, knows about the strange habits the locals have.

top destinations:

Alice Springs
Amsterdam
Alaska

stay away from:

Kashmir
Cairo
Darien Gap

get your own travel profile

Profile-nya cenderung mirip sih.. Tapi, soal destinations-nya.. gak tau juga deh... Hehehe..

29.12.07

Semoga Tidak Hanya Menjadi Sekedar Rencana [Resolusi 2008]

Lucky yang sadis [postingan ini diawali dengan mencak2 ama orang yang ngasih PR. Hehehe…] ngasih PR ini sama aku, yaitu buat resolusi tahun 2008. Jumlahnya pun harus 8 biji ya.. Aneh banget deh… Sebelumnya pernah ditag untuk postingan2 MLM atau lingkaran setan semacam ini sih, tapi gak pernah aku terusin. Huakhahaha… Khusus untuk postingan yang ini, dikerjain deh. Toh emang mau bikin postingan tentang resolusi tahun 2008 juga.

Eniwei, agak ngeri juga bikin postingan ini, takutnya rencana hanya menjadi rencana, resolusi hanya berakhir di blog ini aja. Mudah-mudahan sih semua terlaksana. Ayo Mona, usaha dunks!!! Hehehe…

Jadiii… [Luck, kalo mpe gak komen, awas ajah!!!] berikut ini adalah resolusi tahun 2008-ku:

  1. LULUS. Gak perlu dijelasin kalo yang ini sih ya… Oia, spesifik ah.. Wisuda bulan Maret 2008. Hehehe…
  2. Belajar agama a.k.a ngaji. Kalau yang ini sih rencana dan resolusi wajib dari Ibu. Resolusi yang bagus juga, jadi ya aku manut saja. Belum dapet mau ngaji dimana sih.. Antara Jogja atau di Jakarta sih kalau saat ini pilihan kuatnya..
  3. Kerja. Akhirnya udah bisa milih antara mau S2 atau kerja dulu. Kerja menjadi pilihan atas berbagai pertimbangan yang lumayan banyak. Walaupun sampai saat ini masih gak tau mau kerja apa dan kerja dimana. Hehehe…
  4. Mandiri. Maksudnya mandiri di sini adalah mulai lepas dari orang tua baik secara finansial maupun secara fisik. Finansial jelaslah ya kenapa. Kalau secara fisik, maksudnya, kalau nanti dapet kerja harapannya dapet di luar Bandung, dimana aku benar-benar bisa memulai hidup di atas kaki sendiri, menghadapi semua permasalahan sendiri. Bukannya nantangin, tapi memang pengen belajar untuk tidak bergantung sama orang tua lagi. Nah, momennya cukup pas juga soalnya.
  5. Kurban sendiri di Idul Adha tahun depan. Ini idenya dapet dari temen, dengan 5000 sehari, kita bisa nabung buat bayar kurban sendiri tahun depan. Mudah-mudahan bisa terealisasi. Amiiinn…
  6. Shaum setiap senin kamis dan tahajud setiap malam. Ini rencana idealnya, melanjutkan latihan sebelumnya.. Mudah-mudahan bisa terlaksana secara ideal, atau mendekati ideal. Hehehe…
  7. Jadi anak yang sholehah. Ini resolusi yang ngambang, soalnya sampai saat ini definisi sholehahnya aku pun masih belum jelas. Tapi ambil definisi minimal deh, yaitu sifat-sifat nabi. Shiddiq, amanah, fathanah, dan tabligh. Bahasa yang lebih mudah dimengertinya: jujur, tanggung jawab, cerdas, dan komunikatif. Hehehe.. selain itu, ambil definisi sholeh dari bapak, menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Resolusi yang ngambang dan masih gak jelas ukurannya. Gak papa deh, namanya juga resolusi. Hehehe…
  8. Terakhir, untuk memenuhi prasyarat PR dari bung Lucky. Hmm.. apa ya..ngikutin saran dari Adit Bram aja ah.. Mengerjakan PR dari Lucky. Jadi, minimal dari 8 resolusi ini, udah ada satu yang tercapai, sebelum tahun 2008 pula. Hehehe..

Sip ah… Begitu saja resolusi untuk tahun 2008. Oia, harus meneruskan lingkaran ini ya? Tergoda untuk memutus lingkaran sampai di sini aja ah.. Hehehe…

Hajj Part 4 - Finally

Jadiii… Akhirnya, cerita tentang hajinya mau disudahkan saja ah.. Setelah dipikir-pikir takut menjadi riya.. Hehehe.. [udah 5 postingan baru nyadar..huakhahaha] Yang jelas, haji adalah arena latihan, latihan sabar, latihan untuk takut hanya kepada Allah, latihan untuk meminta segala sesuatunya hanya pada Allah, latihan untuk tidak mudah emosi, latihan untuk shalat di awal waktu, latihan untuk shalat sunnah, latihan untuk tahajud tiap malam, latihan untuk menjaga hati setiap harinya, latihan untuk istighfar dan dzikir setiap saat.

Namanya juga latihan, setelah proses hajinya selesai, setelah semua rukun dilaksanakan, dan setelah kewajiban haji menjadi gugur. Dikembalikan lagi pada kita, apakah setelah haji selesai kita akan meneruskan apa yang telah dilatih selama haji, atau latihan-latihan itu cuma menjadi salah satu babak aja di dalam kehidupan kita? Itulah yang menentukan apakah mabrur haji kita atau tidak. Saat ini, panggillah aku Mona, gak usah pake embel-embel ibu Hajjah. Hehehe.. Soalnya, bukannya beban, tapi memang saat ini aku sedang berusaha untuk benar-benar menjadi seseorang yang sesuai dengan gelar tersebut. Sedang berusaha untuk meneruskan apa yang telah dilatih di sana. Berusaha menjadi hajjah yang mabrur. Amiinnn..

28.12.07

Menjelang Akhir Satu Babak

Saat ini adalah saat dimana masa depan terbentang begitu luas. Orang tua udah ngasih bekal begitu banyak, tinggal gimana akunya aja yang memilih akan mewarnai lembaran-lembaran kosong buku kehidupanku dengan warna seperti apa. Tahun ini, begitu banyak hal yang terjadi. Begitu banyak hal yang membuat aku berpikir, berpikir, dan berpikir. Begitu banyak momen yang membawaku ke arah masa depan. Tahun ini adalah tahun yang begitu sarat emosi. Mentally, emotionally, spiritually. Seakan-akan ada yang bicara padaku, "Mon, semua udah lo dapet, sekarang terserah lo mau ngapain.. Bekal udah ada, tinggal lo-nya aja yang pinter-pinter manfaatin bekal lo itu."

Maka akhirnya, menyambut tahun yang baru, sekaligus babak baru dalam hidupku, aku pun membuat berbagai rencana. Rancangannya masih ada di kepala, belum sanggup dituliskan saat ini. Insya Allah secepatnya.. Yang jelas rencana dalam waktu dekat adalah LULUS S1.. Hehehe…

Ayo Mona, semangat.. jangan lupa banyak berdo'a, banyak tahajud.. dan tentunya, jangan lupa berjuang..

P.S. Dicari: MOTIVATOR yang bisa marahin kalo malas sedang menerpa. Hehehe.. Ayo teman-temanku, marahi aku!!!

27.12.07

Hajj Part 3 - New Point of View

Haji di waktu muda sangat disarankan.. 22 hari di tanah suci, hilang sejenak dari kehidupan duniawi, gak ketemu sama situasi-situasi yang biasa ditemui, bisa membuatku berpikir banyak hal. Dari yang gak pernah kepikiran, sampai yang paling sering kepikiran. Di sana, banyak hal yang kalau di sini [di Bandung] aku gakkan pernah kepikiran. Seperti melihat kehidupan dari sisi yang berbeda.


Sering banget dibilangin, kalo haji itu adalah miniatur hidup kita. Seakan-akan, seluruh hidup kita dimampatkan menjadi satu proses haji. Semua dibayar kontan di sana, kebaikan dan kejahatan. Jadi, ya memang, akhirnya kita seperti bisa melihat hidup kita dari sisi lain, bahkan dari sisi luar kehidupan kita. Bingung ya? Memang harus dirasain sendiri. Hehehe...


Setiap orang punya cerita yang berbeda selama proses haji ini. Untukku, yang paling paling paling berkesan selama proses ini adalah saat wukuf. Jadi gini.. selama ini kan yang namanya Mona Luthfina itu adalah seseorang yang mudah menangis a.k.a cengeng. Hehehe.. Nah, selama di sana, air mata itu susaaaaahhh banget keluar. Orang lain, udah nangis-nangis setiap ketemu Ka'bah, atau berdo'a di Multazam, atau pas di Raudha, sementara aku? Tidak menangis sama sekali. Sehingga aku berpikir, apa hatiku sudah sebeku itukah, sampai tidak bisa menangis lagi? Nah, pas wukuf di Arafah itulah, dibuktikan kedekatan Allah dengan kita. Ketika tak ada batas lagi antara kita dengan Yang Maha Kuasa. Baru denger khutbah Pak Miftah Faridl sedikit aja, udah nangis bombay. Sangat berasa kalau Allah itu sangat dekat. Dan seperti disadarkan, kalau selama ini Allah memang sangat dekat, cuma akunya yang menjauh. Alhamdulillah bisa menangis..


Selama 22 hari gak mikirin duniawi, seperti hidup di kehidupan yang lain. Seperti yang udah berulang kali dibilang di atas, aku sangat senang bisa melihat kehidupanku secara utuh dari sudut pandang yang berbeda. Semoga bisa menjadi haji yang mabrur. Amiinn..

26.12.07

Hajj Part 2 - Meet New People

Seperti layaknya kalau pergi keluar negeri, tentu aja kita bakalan ketemu sama orang-orang berbeda bangsa. Istimewanya Haji adalah, semua orang dari berbagai bangsa berkumpul di satu tempat untuk satu acara, yaitu Haji. Jadi, selama 22 hari itu, aku ketemu banyak orang.



Belum lagi, karena setiap shalat fardhu diusahain selalu di masjid, maka setiap shalat, teman di sebelah pun bisa berbeda2 bangsa. Selama di sana, aku pernah shalat dan [hampir semua] ngajak ngobrol orang India, Turki, Thailand, Bangladesh, Kazakhstan, Abu Dhabi, Dublin, Mesir, New York, dan Afrika.



Di antara semua ibu-ibu itu, yang paling berkesan pas sebelahan ama orang Dublin, Irlandia. Namanya Susan, anaknya 3 [semuanya lucu-lucu], Khadijah [6], Maryam [4], dan Omar [20 bln]. Susan ini muallaf, sekitar 9 tahun. Sebelumnya udah pernah haji. Haji yang sekarang ini sekeluarga, ama suami dan anak-anaknya yang masih kecil. Dia cerita, di Dublin itu Muslimnya sedikit, jadi susah untuk membesarkan anak secara islami di sana. Sekolah Islam pun cuma sampai sekolah dasar aja. Aku kagum sama semangatnya dia dan kesabaran serta ketabahannya dia. Soalnya, susah kan kalo jadi muallaf apalagi di negara yang Islam menjadi minoritas di sana. Hebat..hebat.. Biasanya malah gitu ya.. yg muallaf malah lebih kuat Islamnya dibanding yang born to be Moslem. Tapi kan gak boleh gitu ya..


Yang seru lagi pas sebelahan ama orang Abu Dhabi [sayang gak sempet kenalan namanya sapa. Hehe..], ama yang ini ngobrolnya lama, soalnya dari Maghrib sambil nunggu Isya di Nabawi.. yang diomongin pun banyak dari mulai haji, trus baby sitter-nya yg orang Indonesia, kerja di Abu Dhabi gimana, toilet di Arab, gimana perempuan berpakaian di Arab, sampai SHOPPING. Hahaha...



Meet New People di sini gak hanya dengan orang dari bangsa lain, tapi juga dengan bangsa Indonesia sendiri. Secara jama'ah haji dari Indonesia itu yang paling banyak [210.000 orang] jadi emang banyak juga ketemu orang Indonesia. Gampang banget ngeliat orang Indonesia, liat aja yang pendek-pendek atau kecil-kecil trus kalo gak pake mukena [soalnya gakda lagi yg pake mukena macam mukena orang Indonesia selain orang Asia Tenggara] pasti pake baju warna ijo telor asin, itu pasti orang Indonesia. Atau kalo bapak-bapak, pake sarung ama pake peci item. Hehehe..


Ini foto pas di Jabal Uhud, bareng ama jama'ah Khalifah Tour [13 Desember 2007]. Tangan yang di kiri itu kalo gak salah tangannya mas Qoyyim. Hehehe..

Aku juga dapet keluarga baru, yaitu sesama rombongan Khalifah Tour. Di rombongan ini aku termasuk bungsu, selain Attin [21], mas Hadid [23], dan mbak Fitri [25]. Juga teman satu regu, Abah Epul dan Bu Nita, Ibu Sri dan Pak Prabowo, Pak Anto dan Bu Intan, Pak Makto, Ibu dan Bapak Maksum, mbak Fitri, mas Hadid, dan Pak Uju. Jadi berasa punya banyak bapak dan ibu. Hehehehe.... Oia, selain rombongan, dapet kenalan baru ya para muthawwif yang baik hati walaupun suka iseng juga.. Hahaha... Mas Dahlan, Mas Humaidi, Mas Qoyyim [yg adzannya, subhanallah, bagus banget, jadi pengen denger lagi..ehem..hehehe..], Mas Fathi, Mas Hajir, dan Mas Huda. Para muthawwif ini yang selalu siap ngebantuin apapun selama di sana. Kalau kata Pak Cecep [salah satu Tour Leader] sih, "Muthawwif di sini mah pasti sholeh.. Pinter ngaji.. Hebatlah pokoknya.." dengan wajah senyam senyum yang mencurigakan. Huakhahaha..

Dengan keluarga sebanyak itu, perjalanan di sana jadi menyenangkan, gak homesick sama sekali. Malah pas mau pulang jadi sedih, karena harus pisah. Mungkin karena bareng-bareng di perjalanan yang istimewa seperti ini, hubungannya pun menjadi istimewa. Semoga di masa depan bisa ketemu lagi sama mereka. Amiinn..

Hajj Part 1 - Itinerary


Ini perlengkapan yang gak boleh ilang: Nametag, Nametag maktab 80, paspor, gelang, buku kesehatan, dan ID. Yang harus selalu dipake sih nametag, nametag maktab, dan gelang.


Secara garis besar, perjalanan hajiku adalah sebagai berikut:

Bandung - Jakarta - Jeddah - Mekkah - Madinah - Mina - Arafah - Mekkah - Mina - Mekkah - Jeddah - Jakarta - Bandung

Dari Bandung sudah berihram untuk Umrah Wajib tapi belum berniat Umrah. Khalifah Tour memilih Haji Tamattu, jadi Umrah dulu baru Haji. Alhasil kami wajib bayar dam setara dengan US$ 100. Bandung ---- Mekkah, langsung Umrah, setelah itu kita nginep kira-kira selama 5 hari di Mekkah. Hotelnya deket ama Masjidil Haram, jadi selalu mengusahakan setiap shalat fardhu di Masjidil Haram, trus diusahain tiap hari thawaf minimal sekali.

Setelah Mekkah, kami ke Madinah, di sana sekitar 9 hari, hotelnya pun dekat dengan Masjid Nabawi, jadi diusahakan setiap shalat fardhu juga di Masjid Nabawi, selama di sana, Alhamdulillah bisa ke Raudha 3 kali. Di Madinah lebih nyantai, jadi interaksi antara sesama jama'ah juga bisa lebih erat.

Ihram untuk haji dimulai dari Madinah, tapi berniatnya di Masjid Bir Ali, miqat kalau dari Madinah. Selama proses haji, tempat tetapnya adalah di Mina, kita nginep di tenda bersama dengan semua jama'ah haji dari seluruh dunia. Di Mina hampir 5 hari [termasuk Arafah]. Di sini semua shalat fardhu di-qashar, gak ada shalat sunnah Rawatib.

Setelah Mina dan Arafah adalah ke Jeddah untuk kemudian kembali lagi ke Indonesia. Begitulah kira-kira itinerary dari perjalanan hajiku.

A Journey - I N T R O D U C T I O N

Ini bareng Bapak dan Ibu, kita udah pake Ihram, tapi belum berniat Haji. Di Mawadda Hotel, Madinah, 16 Desember 2007 [7 Dzulhijjah 1428 H]

Dimulai dari beberapa bulan yang lalu, ketika Bapak dan Ibu tiba-tiba mengajakku untuk pergi haji tahun ini. Kemudian, tanpa ragu, aku pun menjawab, "Mauu..." hehehe... Ada angin apa tiba-tiba dapet rezeki naik haji bertiga? Hehehe.. Jadi, bapakku itu menjadi pembimbing haji di Khalifah Tour Bandung, trus Ibu jadi dokter hajinya. Bapak Ibu sekalian, ngajak aku buat haji tahun ini. Alhamdulillah..

Seiring dengan waktu, banyak hal yang membuat aku berpikir apakah keputusan yang aku ambil untuk pergi haji adalah tepat atau bukan. Karena, banyak yang bilang, kalau pergi haji itu sebaiknya kalau udah tua, atau kalau semua rukun Islam udah bener-bener dijalanin, atau kalau kita udah siap. Bimbang? Tentu saja..

Tua? 22 tahun jelaslah masih dibilang anak kecil, jamaah lain rata-rata 30 - 50 tahunan. Semua rukun haji udah dilaksanain? Wallahu allam, manalah aku tahu.. Siap? Kalau gak siap, kapan siapnya sih? Toh setiap saat kita selalu punya alasan yang bikin kita gak siap.

Alhasil, dengan semua pertimbangan, dan modal nekat karena gak tau sama sekali tentang di sana bagaimana [soalnya, umrah pun belum pernah..], serta modal manasik haji, maka dimantapkanlah hatiku untuk pergi ke sana. Hehehe...

Kami [aku, Bapak, Ibu, dan rombongan Khalifah Tour] pergi dari tanggal 2 Desember 2007, pulang sampai Bandung lagi tanggal 24 Desember 2007 yang lalu. Banyak sekali hal selama 22 hari tersebut yang membuatku bersyukur, terutama bersyukur karena dipanggil oleh Allah ke tanah suci di usia yang masih terbilang sangat muda [bahkan banyak yang manggil 'hajjah kecil', soalnya masih kecil udah pergi haji.. jelas-jelas 22 tahun udah gak bisa dibilang anak kecil lagi. Hehehe.. ].

Alhamdulillah, Allah ngasih kesempatan yang begitu besar di waktu yang sangat tepat pula. Perjalanan haji ini menjadi satu milestone penting dalam hidupku, di saat yang paling tepat, karena sebentar lagi, Insya Allah, aku akan lulus, sebentar lagi aku akan menjadi orang yang mulai berdiri di kakinya sendiri. Perjalanan haji ini menjadi semacam perjalanan pembuka dari perjalanan hidup yang insya Allah masih panjang. Haji biasanya menjadi salah satu bagian penutup kehidupan, tapi untukku Allah menjadikan Haji sebagai pembuka kehidupan. Insya Allah. Do'akan supaya bisa menjadi haji yang mabrur. Amiin..

P.S. Cerita selama proses hajinya di postingan2 berikutnya yah... =D