19.6.05

Kenapa harus menjadi dewasa?

Kadang jadi mikir sendiri kalau ada yang bilang si X kayak anak kecil, si Y dewasa banget, atau si Z yang manja..

Emang dewasa apaan sih? Emang harus ya kedewasaan ditampilkan dengan tindakan yang kalem, sok berwibawa, sok ngasih wejangan, sok bisa menyelesaikan masalah, nyantai, gak emosional, padahal dalam hatinya merasa capek untuk terus bersandiwara seperti itu..(kenapa kita mau-mau aja bersandiwara kayak gitu ya..=P)

Apa seseorang yang gayanya kayak anak kecil lantas gak bisa disebut dewasa? Belum tentu juga kan.. mungkin ini yang disebut dampak dari common sense, alias pendapat umum. Pendapat umum saat ini biasanya mengatakan bahwa orang yang dewasa itu orang yg suka ngomong berat, gak emosional, dsb, dsb...Coba kalau pendapat umum mengatakan kalau orang yang berperilaku kayak anak kecil itu disebut orang yang dewasa...nah lo...

Pepatah klise (tapi somehow selalu benar):
Don’t judge the book by its cover.

Inget zaman PPAB, inget sama forum-forum di himpunan, dan inget ma proses kuliah di TI ITB, sebagai manusia kita harus selalu melakukan prose bertanya untuk mencegah diri kita tunduk begitu saja pada hal-hal semacam common sense..sayang di Indonesia, kita terbiasa dididik untuk nunut ma yang tua, dan dilarang bertanya, terbiasa untuk nrimo apapun yang diberikan..apapun..

Satu hal yang kuyakini sejak dulu..hidup adalah sebuah proses mencari dan menjadi dewasa adalah sebuah proses mencari mana yang benar dan mana yang salah..
Sedikit demi sedikit kita belajar..terus menggali dan mencari kebenaran hakiki. Sampai kapan kita harus mencari? Seumur hidup nampaknya, karena setiap kebenaran yang kita temukan akan semakin mendekatkan kita kepada Illahi..dan pada saat kita bertemu dengan yang menciptakan kita, berarti kita dah meninggalkan dunia ini kan..;P

Yang membingungkan adalah pada saat kita di persimpangan antara mana yang benar dan salah..apakah jalan yg kita ambil adalah jalan yang benar? Seringkali terjadi bias.. Trus apa yang bisa jadi petunjuknya? Entahlah...
Entah itu pengalaman, entah itu wejangan orang tua, entah itu pendapat umum atau biasa disebut common sense ataukah hati nurani yang menjadi alarm..Mungkin di sinilah pentingnya proses bertanya..

Sebenarnya apa sih yang disebut “benar” dan apa yang disebut “salah”?

Pertanyaan yang mungkin akan terjawab justru pada saat kita meninggalkan dunia ini..Saat diperlihatkan pada kita amalan-amalan di dunia, dipertunjukkan pada kita semua yang kita perbuat, mana yang benar dan mana yang salah..Mungkin apa yang biasanya disebut benar justru salah dan yang biasa disebut salah adalah benar adanya..

Teruslah mencari, teruslah bertanya..

2 comments:

  1. iya deh, mona udah dewasa! ;-p

    ReplyDelete
  2. you're right!!tapi yang jelas..kebanyakan orang di dunia ini..tidak mau menjadi dewasa..kenapa ya???

    ReplyDelete