25.5.12

Hongkong - Balada Bandar Udara

Jadi, minggu lalu saya mendapatkan kesempatan ke Hongkong, Shenzhen, dan Macau. Saya sudah sering bercerita mengapa traveling itu penting dan tentunya akan sangat membosankan. Maka dari itu, saya sepertinya akan menjawab pertanyaan Bapak saya saja mengenai perjalanan ini.

"Apa yang Mona pelajari dari perjalanan kali ini?"

Sebenarnya, perjalanan kali ini tidak bisa dibilang traveling juga sih. Lebih cocok disebut touring (selain di Macau, karena itinerary dirancang sendiri). Ke mana-mana kami seperti kerbau dicucuk hidungnya, mengikuti tour leader. Wake up call jam 6 pagi, sarapan jam 7, dan siap di lobby hotel jam 8. Hehehe..

Seperti tur pada umumnya, sebagian besar perjalanan dihabiskan di bus, menunggu semua anggota tour berkumpul, dan mengikuti itinerary yang kaku. Tapi tidak membuat tidak ada yang bisa dipelajari juga dari perjalanan ini.

Kalau malas tidak mendera, saya akan membuat tulisan ini dalam beberapa bagian. 

Hongkong International Airport
Kesan pertama saya akan Hongkong tercermin dari bandar udaranya, Hongkong International Airport (HKIA). Salah satu bandara terbaik dunia yang langsung membuktikan bahwa gelar itu bukan bualan. Paling mudah membandingkannya dengan Bandar Udara Soekarno Hatta (Soetta), Cengkareng. HKIA ini sangat efisien, terutama dalam hal penanganan bagasinya. Keluar pesawat, travelator, imigrasi, bagasi. Saat keluar dari bagian imigrasi, bagasi kita sudah jalan-jalan di conveyor.

Luggage Handling in HKIA
Sedangkan di Bandara Soetta, bagasi itu bisa sejam lebih sendiri untuk sampai conveyor dan setengah jam tambahan untuk menunggu bagasi sampai di depan kita, sesambi mendengarkan bunyi decit conveyor yang nampaknya haus akan oli.

Mungkin karena frekuensi penerbangan datang dan pergi ke HKIA jauh lebih tinggi dibanding di Bandara Soetta. Dua jam menunggu bagasi di Soetta, mungkin sama dengan penanganan bagasi 10 pesawat di HKIA sekaligus. HKIA jauh lebih luas (dan jauh lebih bersih) dibanding Bandara Soetta.

Entah mengapa, Bandara Soetta selalu terlihat lebih gelap, lebih sumpek, dan lebih terminal bus dibanding bandara-bandara lain di kota besar. Apa karena kurang kaca? Apa karena desainnya?

Desain interior HKIA itu memang terlihat sangat modern, tapi begitu pula dengan bandara-bandara besar lainnya. Panelnya memang sangat menarik, seperti ombak, dan siapapun dijamin tidak mudah tersesat di dalamnya walau tidak bisa bahasa Mandarin. Tempat menunggu pun terlihat di mana pun, toilet bersih dan kinclong, troli terjangkau dengan mudah, terang, bersih, modern. HKIA pun terpadu dengan moda transportasi lain, seperti shuttle bus, taksi, maupun MTR (metronya Hongkong). Bandara ini pun sangat ramah terhadap pengguna kursi roda. Walaupun banyak orang berlalu lalang, bandara ini nampak tidak terasa sesak.

Wavy Panel & Spacious Floor
Jika harus membandingkan HKIA dengan Bandara Soetta, sepertinya Bandara Soetta terlihat kalah di mana-mana. Iya, tempat sampah masih susah dicari, terminal 2 untuk penerbangan internasional pun rasanya mirip seperti terminal bus. Penuh sesak. Toilet jauh dicari. Bagasi lamanya minta ampun. Walaupun jauh lebih kecil daripada HKIA, saya masih harus berpikir untuk mencari tujuan saya (di HKIA entah kenapa saya bisa tidak berpikir untuk mencari tempat tujuan saya). Pakai kursi roda? Bandara Soetta agak lebih menantang dibanding HKIA. Kursi untuk menunggu tidak banyak. Tempat parkir pun susah dicari. Bandara ini pun selalu terlihat gelap dan kotor (walaupun tidak kotor juga).

Tapi yaa.. Bandara Soetta itu cantik sebenarnya. Seperti gadis manis dari desa yang cuma perlu didandani sedikit saja dan diatur dengan bijak saja. Mungkin karena frekuensi penerbangan datang dan pergi sudah tidak sesuai dengan kapasitas bandara ini, makanya bandara ini selalu terlihat sumpek. Di sana sini kalau diperhatikan lebih baik, banyak yang menarik dari bandara ini. Relief-reliefnya, desain lampunya, ruang-ruang tunggu yang terbagi dengan atap-atapnya yang khas Indonesia. Toiletnya pun sebenarnya bersih dan kinclong (kurang banyak saja). Entah pemilihan warna cat, entah penggunaan lampu yang kurang efisien, ruangan di Bandara Soetta sebenarnya bisa dibuat lebih menarik. Potensi itu selalu ada, tapi entah kapan tersentuhnya.

HKIA itu modern, tapi begitu pula dengan Changi International Airport (Singapura), Swarnabhumi International Airport (Bangkok), Ho Chi Minh City International Airport, KLIA (Kuala Lumpur), Incheon International Airport (Korea Selatan), Kansai International Airport (Jepang), dan International Airports lainnya (dan bahkan Sultan Hasanuddin International Airport di Makassar). Namun, Bandara Internasional Soekarno Hatta itu unik dengan caranya sendiri. Belum dipoles saja.

Mau berkata saya bangga dengan Bandara Soetta, tapi tak bisa disangkal, saya juga malu. Bangga dan malu sekaligus. Sigh...

~ Mona Luthfina

3 comments:

  1. gw setuju. soetta itu unik, tradisional banget.bisa gak ya arsiteknya bikin soetta modern tp unsur budaya nya masih lengket

    ReplyDelete
  2. gadis manis dari desa yang cuma perlu didandani sedikit saja dan diatur dengan bijak saja.

    Ini nyari yang beginian di desa mana ya, Mona? ;-D

    ReplyDelete
  3. @atiek: Bisa. Cuma gak ada yang inisiatif aja. :P

    @Beno: -______________-" *panggil eka*

    ReplyDelete