6.10.11

Si Pembelajar

Seringkali saya menatap jendela blog saya, berniat untuk menulis sesuatu tapi hanya berakhir di menatap. Seringkali pula saya berpikir tentang banyak hal yang ingin saya ceritakan namun hanya berakhir di pikiran. Mungkin karena terlalu banyak berpikir dan terlalu banyak menatap, sehingga tidak ada cerita yang keluar. 

Saat ini, saya tidak berpikir dan tidak menatap, hanya memasang lagu, mengetik apa yang jari saya ingin ketik. Mungkin Confucius benar adanya. Perjalanan 1000 langkah tentunya harus dimulai dari langkah pertama dulu, bukan begitu?

Teringat buku kuliah teman saya, dia menulis, "1000 lembar dimulai dari satu lembar." Intinya, "Pegimane tu buku selesai kalo mulai baca aja kagak.. " Hehehe.. 

Dulu saya tidak terlalu banyak memikirkan hal itu (Kembali berpikir, Mona? Udah tulis aja..). Tapi akhir-akhir ini saya menyadari pentingnya memulai sesuatu. Lebih tepatnya, mengakhiri sesuatu dan memulai sesuatu yang lain. Tidak berlama-lama di suatu kondisi nyaman dan beranjak untuk menghadapi hal baru. Ternyata, hidup itu memang lebih menyenangkan jika kita mau memulai. Memulai mengambil keputusan. 

..dan bukankah itulah hidup? Sederetan pengambilan keputusan dan menjalani keputusan yang diambil. Banyak hal yang baru saya mulai akhir-akhir ini. Banyak keputusan yang saya rasa adalah keputusan yang baru benar-benar saya pikirkan sebelum saya ambil. 

Hmmmm.. 

Akhirnya saya mengundurkan diri dari tempat di mana 3 tahun sudah saya mengabdi. Beranjak dari kondisi yang (sebenarnya jauh dari) nyaman dan memulai fase hidup yang baru, menjadi mahasiswi. Keputusan yang benar-benar saya pikirkan dan saya bahagia membuat keputusan itu. Hidup saya lebih tenang dan tenteram.

Akhirnya saya menikmati belajar. Setelah dua semester dianggap tak serius kuliah, akhirnya saya menikmati kuliah. Menyadari begitu banyak ilmu dan wawasan yang bisa diambil jika mau membuka pikiran. Selama ini saya yang biasanya berkoar-koar memiliki keingintahuan yang tinggi ternyata tertutup pikirannya. Tertutup pikiran saya bahwa banyaknya pengetahuan di dunia ini yang bisa diambil tergantung dari bagaimana persepsi dari orang yang iingin menerima pengetahuan itu. Jika selalu berpikir bahwa kita adalah gelas setengah isi, tak akan cukup tempat bagi wawasan baru. Saya baru memulai memaknai apa arti dari gelas kosong. Dan kini saya belajar untuk menjadi gelas kosong.

Akhirnya saya memahami sedikit banyak mengapa Ibu Bapak saya mendidik saya seperti ini. Mengapa Bapak saya selalu berbusa-busa berkata, "Mona itu harus prihatin." dan mengapa Ibu saya selalu berkata, "Ibu tidak ingin anak-anak Ibu dimanja oleh harta." karena akhirnya saya bertemu dengan fase itu dalam hidup saya. Fase di mana prihatin adalah sahabat nomor satu. Fase di mana akal sehat dan logika dipakai untuk menjalani hidup setiap harinya. Fase di mana belajar untuk mengoptimalkan apa yang dimiliki. Di sini saya belajar untuk tidak ngoyo.

Akhirnya saya berdamai dengan diri saya sendiri. Berusaha untuk mensyukuri setiap hal, sekecil apapun itu. Birunya langit, matahari di pagi hari, pohon mangga yang berbuah lebat, atau kiriman makanan dari Ibu. Saya belajar untuk menikmati momen, sendiri, berdua, berbanyak, nikmati setiap momennya. Setapak demi tapak, menjalani hari. Tidak terlalu khawatir dengan masa depan, asalkan jalani saat ini dengan sebaik-baiknya, Insya Allah, semua akan baik-baik saja. Saya kembali banyak tersenyum.

Akhirnya saya pasrah. Tidak lagi berontak tapi terus belajar dan menikmati setiap detiknya. Baik kuliah di kelas formal, maupun kelas kehidupan, yang takkan kunjung usai sampai disidang oleh Allah dan dinyatakan lulus tidaknya di akhir zaman. Saya kembali menjadi murid yang semangat untuk mempelajari semuanya. Girang untuk selalu menemukan hal baru. Saya bahagia.

Untuk itu, saya bersyukur. Tak sabar untuk pelajaran lainnya dan semoga saya sanggup mempelajarinya. Insya Allah..

~ Mona Luthfina

P.S. Dan lihatlah, Mona.. Yang awalnya kosong menjadi isi, dan yang awalnya hanya di pikiran akhirnya ada di jendela di depanmu. Tabik!

3 comments:

  1. Mona menulis Seringkali saya menatap jendela blog saya, berniat untuk menulis sesuatu tapi hanya berakhir di menatap. Seringkali pula saya berpikir tentang banyak hal yang ingin saya ceritakan namun hanya berakhir di pikiran. Mungkin karena terlalu banyak berpikir dan terlalu banyak menatap, sehingga tidak ada cerita yang keluar.

    Beni berpikir Seringkali saya menatap jendela blog mona, berniat untuk membaca sesuatu tapi hanya berakhir di menatap.

    Ya, berakhir menatap doank, habisnya tulisan baru jarrrrrraaaaangg nongol. :-P
    Eh, eh, mangkanya aku sekarang sebaris dua baris maen tulis aja di blog, yang penting nulis kan, Mon? Hehehhee

    ReplyDelete
  2. Menarik melihat ada pita pinknya, Mon.
    Aktivitas baru?

    ReplyDelete