30.6.08

Kemewahan dari Waktu hanya Satu Detik..

Setiap detik dalam hidup ini adalah satu kesempatan untuk menjadi diri yang lebih baik.
Setiap detik dalam hidup ini adalah satu kesempatan untuk membuat jalan menuju surga.
Setiap detik dalam hidup ini adalah satu kesempatan untuk meminta ampun pada Yang Maha Kuasa.
Setiap detik dalam hidup ini adalah satu kesempatan untuk bersyukur atas semua nikmat yang telah diberikan oleh Allah Swt.
Setiap detik dalam hidup ini adalah satu kesempatan untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.

Lalu, mengapa kita meremehkan sedetik itu?

Ketika sedetik adalah perbedaan antara keberhasilan dan kegagalan.
Ketika sedetik adalah perbedaan antara kemenangan dan kekalahan.
Ketika sedetik adalah perbedaan antara kawan dan lawan.
Ketika sedetik adalah perbedaan antara kaya dan miskin.
Ketika sedetik adalah perbedaan antara hidup dan mati.

Istighfar sekarang juga, Mona!! Karena siapa tahu, kau tak punya satu detik lagi dalam hidupmu. Setiap detik dari hidupmu adalah kemewahan yang harus kau syukuri dan manfaatkan dengan baik.

25.6.08

Senyumlah, Apapun yang Kau Pikirkan

Senyumlah....
dan si manis pun tertawa
hadirkan..
rasa tuk berbagi cinta

Senyumlah...
dan si manis pun tertawa
hadirkan..
rasa rindu di hati
~lagi-lagi lagu Angan-nya GIGI

Sejak Jumat yang lalu, sampai hari ini [Rabu], aku ngabur dari pondok. Gak ngabur sih, tapi izin pulang, pulang ke rumah bude di Kaliurang. Berhubung rencana awal pulang ke Bandungnya gak jadi, makanya pulang ke rumah bude aja.

Rasanya enak juga, berhenti sejenak dari rutinitas. Membaca, dengerin radio, nonton tv, nonton dorama, jalan-jalan beli liat-liat buku, makan.. Hehehe.. nikmat.. Hal yang seperti ini memang sebaiknya dilakukan pas libur, dan tidak dijadikan rutinitas [kecuali membaca kali ya]. Kalau jadi rutinitas, nanti pelampiasan dari rutinitasnya apa dunks.. Hehehe..

Di rumah budeku ini lagi ada bule asal Amerika namanya Kate. Kate ini sedang melakukan penelitian di Indonesia. Penelitiannya tentang tarekat-tarekat di pesantren gitu deh. Yang aku kaget pas pertama kali kenal Kate [sekitar 3 minggu yang lalu] ternyata Kate adalah seorang muslimah. Aku kaget juga ngeliat dia shalat, walau akhirnya terbiasa juga sih, soalnya kita sering jama'ah Maghrib dan Shubuh bareng Bude juga. Sangat menarik.. Hehehe.. gak pernah liat bule shalat [selain pas haji sih..]. Kate ini orangnya baiiiikkk sekali.. malah lebih njawani dibanding aku, jago ngomong bahasa Indonesia, jago juga ngomong bahasa Jawa, yang halus pula.. Huakhahaha.... Kalah telak...

Anyway, aku akhir-akhir ini sering mendapatkan pertanyaan dari temen-temen sepondokku, "Mbaknya [aku maksudnya] abis dari sini mau ngapain?" Hmmm... tough question.. Mau ngapain ya... sebagai seseorang yang selama ini sangat tergantung sama lingkungan, aku terbiasa melakukan apa yang seharusnya aku lakukan. Misal, sekolah, karena kata IbuBapak aku harus sekolah, kuliah, karena aku harus kuliah, ngaji, karena udah janji sama Ibu. Dan sebagian besar dari semua hal yang ada di hidupku ini.. Sekarang, setelah hidupku akhirnya benar-benar menjadi milikku, aku malah gak tau mau ngapain.

Dulu pas kuliah setiap ditanya setelah kuliah mau ngapain, aku akan menjawab dengan jawaban standar anak kuliah saat itu, yaitu kerja lalu S2. Sekarang muncullah pertanyaan, kalau memilih kerja, akan kerja di bidang apa, kalau memilih S2 akan memilih major apa..

Apa ya yang menarik?

Sempat aku ingin kerja di bidang HRD misalnya, karena aku senang sekali ngobrol sama orang [Hehehe..], pernah ingin ambil S2 di luar negeri karena aku ingin jalan-jalan di luar negeri, pernah kepikiran ini, pernah kepikiran itu... Tapi, entah kenapa semua pikiran itu masih tidak membuatku pasti.

Sebelum mengaji di Jogja, aku mentargetkan bahwa setelah mengaji ini aku harus sudah tahu ingin apa dan ingin menjadi seperti apa di dunia ini. Akan berkontribusi seperti apa di dunia ini, akan menjadi manusia yang seperti apa kelak.

Tak terasa, sebulan sudah berlalu, waktunya sudah tinggal 2 bulan kurang aku di Jogja, dan aku masih belum menemukan apa yang aku inginkan. Jadi, apa yang sebaiknya aku lakukan? Kepada siapa sebaiknya aku bertanya?

Dudududu....

Selain semua pikiran di atas, ada lagi sesuatu yang sedang mengganggu pikiranku.. yaitu tentang... duududdudu... gak usah ah, nanti saja, kali lain saja ceritanya... Huakhahhaa...

Siph ah..

18.6.08

Selamat Ulang Tahun Ibu...

Beribu-ribu do'a untukmu...

Aamiin..

17.6.08

Anak Manja Masuk Pesantren #6 - Kerasan

Banyak cerita yang terlewat setelah seri Anak Manja yang terakhir. Maklum, sudah kerasan di pondok. Jadi walaupun sering ke warnet, lagi males-malesnya ngeblog. Hehehe...

Jadi, ada apa aja...

1. Sekarang aku udah ngaji sampai juz 10 [alhamdulillah...], lagi ngapain surah Yaasin.

2. Malam minggu kemarena da acara Haul-nya KH. Munawwir di Krapyak. Satu jalan Ali Maksum itu ditutup, kayak ada pasar malam. Ruaaameeeee buangggeeett... Seru deh.. trus, komplek kami [komplek Hindun] buka stan jualan siomay.. Laku abiisss... Aku kebagian bikin es teh. Huakhahaha... Ribet buanggeet lah buanyak orang soalnya.. Trus, kan ada ceramah di Masjid Munawwir, itu orangnya ampe depan-depan.. buanyaaakk buanget... 1000 orang lebih ada kali.. Mpe luar-luar masjid. Ceramahnya ampe jam 1 malam. Ternyata di sini kalau ada Haul emang segede itu. Haulnya KH. Ali Maksum juga biasanya sebesar itu..

3. Aku udah mulai kerasan di pondok. Udah tau rutinitasnya apa, jadi udah gak kepikiran rumah lagi. Walaupun pengen pulang juga sih.. halah..

4. Ternyata... hampir semua mbak-mbak disini sudah tidak jomblo lagi.. OOHH NOOOO!!!!! Aku pikir... yang namanya santriwati tuh kagak pacaran. Ternyata oh ternyata. Tapi rata-rata udah mengarah ke pernikahan sih... trus aku menjadi salah seorang dari sedikit sekali yang jomblo.. Kasian.. huakhahahaha....

5. Oia, di sini entah kenapa setiap aku keluar, aku selalu melihat orang gila. Ternyata orang gilanya emang tinggal di jalan sini. Ada dua orang. Kenapa ya mereka bisa gila?

6. Aku boros sekali di sini. Harus berhemat...

Apalagi ya.. mentok ah.. segitu dulu aja..

16.6.08

Bangkit itu SUSAH...
SUSAH melihat orang lain SUSAH, senang melihat orang lain senang.

Bangkit itu TAKUT...
TAKUT korupsi, takut makan yang bukan haknya.

Bangkit itu MENCURI...
MENCURI perhatian dunia dengan prestasi.

Bangkit itu MARAH...
MARAH bila martabat bangsa dilecehkan.

Bangkit itu MALU...
MALU menjadi benalu, malu karna minta melulu.

Bangkit itu TIDAK ADA...
TIDAK ADA kata menyerah, tidak ada kata putus asa.

Bangkit itu AKU...
Untuk Indonesiaku.

~ Puisi dari Seri Iklan Indonesia Bisa!!! diorasikan oleh Deddy Mizwar

2.6.08

Al-Qur'an dan Membaca Kehidupan Lewat Membaca

Kemarin aku mengadakan [hayah.. mengadakan..] obrolan panjang lewat telepon dengan Bude Hindun, yg kebetulan dosen sastra Arab.. Nah, aku mendapatkan pencerahan baru... adalah...

Kesukaanku membaca novel ternyata bukanlah hal yang remeh, karena cuma novel yang dibaca. Justru, novel merupakan buah karya penulis yang pastinya dilatarbelakangi oleh kehidupan penulis tersebut. Dari novel, kita bisa melihat dan membaca kehidupan orang lain. Misal, saat membaca novel The Kite Runner, kita minimal bisa tahu tentang kehidupan di Afghanistan, saat membaca novel Foreigner-nya Nahid Rachlin, kita bisa tahu tentang kehidupan di Iran pada tahun 70-an, atau pas kita membaca Laskar Pelangi-nya Andrea Hirata kita bisa tahu tentang kehidupan di Belitong. Dari novel, kita bisa sedikit mengetahui bahkan merasakan bagaimana hidup di tempat lain.

Selain itu, di dalam novel pastinya terdapat karakter-karakter yang tentunya dibuat tidak dengan seenaknya oleh sang penulis, pastinya dibuat dari buah pemikiran yang bisa menghabiskan waktu yang lama. Bahkan, karakter2 tersebut bisa terinspirasi dari tokoh-tokoh nyata yang ada di sekitar sang penulis. Dengan membaca novel, kita juga secara tidak langsung belajar mengenai berbagai karakter dan bagaimana menghadapinya.

Pernah kan di antara kita yang dijadikan tempat curhat oleh teman kita, minimal tempat sampah buat ngedengerin keluh kesah. Nah, saat mereka meminta pendapat, kita akan memberikan pendapat sesuai dengan pengetahuan yang kita miliki pastinya kan. Lagi-lagi secara tidak langsung, novel bisa berperan bagi kita untuk belajar membaca kehidupan. Solusi atau pendapat yang kita berikan mungkin terinspirasi dari salah satu novel yang pernah kita baca.

Buku pada umumnya dan novel pada khususnya merupakan jendela pengetahuan akan sekumpulan kehidupan yang ada di dunia. Dengan membaca, kita tak perlu pergi ke Amerika untuk tahu bagaimana budaya yang ada di Amerika, kita tidak perlu pergi ke Australia untuk tahu bagaimana bentuk kanguru. Atau kita tidak perlu ke China untuk tahu seberapa panjangnya Tembok Besar China [6700 km]. Kita dapat belajar menjadi seseorang yang lebih arif dan bijaksana hanya dari kisah-kisah yang diceritakan di novel-novel tersebut.

Apa hubungannya dengan Al-Qur'an?

Al-Qur'an-lah yang pada awalnya memberikan contoh pada novel-novel tersebut. Bagaimana kita bisa tahu tentang kisah-kisah nabi [yang hidupnya berabad-abad yang lalu] kalau bukan dari Al-Qur'an? Bagaimana kita bisa tahu bagaimana adzab Allah pada kaum Tsamud dan kaum 'Adn kalau bukan dari Al-Qur'an? Bagaimana kita bisa tahu cerita tentang 7 pemuda ashabul kahfi yang tidur 300 tahun lebih kalau bukan dari Al-Qur'an?

Allah memberikan kita pelajaran tentang kehidupan lewat Al-Qur'an dengan kisah-kisahnya agar kita bisa belajar darinya. Agar kita tak mengulangi apa yang dilakukan oleh kaum Tsamud, 'Adn, atau kaumnya Nabi Luth as. Dari semua buku yang ada di dunia, Al-Qur'an adalah buku yang paling otentik, paling seru, paling benar faktanya, dan merupakan sumber dari segala sumber pengetahuan yang ada di dunia yang datangnya langsung dari Allah Swt. dan tidak berubah sedikit pun isinya.

Maka, bacalah novel, bacalah buku-buku, dan tentu saja, bacalah Al-Qur'an karena dengan kisah-kisah yang dilantunkan dengan indah, kita bisa mempelajari dan membaca kehidupan. Sehingga kita bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi. Aamiin..

Apa sih isinya Al-Qur'an itu?

Secara garis besar isi Al-Qur'an dapat dibaca di surat Al-Fatihah. Surat pembuka ini adalah indeks Al-Qur'an secara global. Bisa dilihat dari arti Surat al-Fatihah, bahwa Al-Qur'an merupakan petunjuk Allah tentang apa itu jalan yang lurus, dan seperti apa jalan yang sesat. Bagaimana caranya? Ya lewat kisah-kisah itu tadi...

Maha Besar Allah...

P.S. Bude, makasih ya pencerahannya..

Anak Manja Masuk Pesantren #5 - Khotmul Qur'an

Aku sebagai anak manja yang memang gak pernah sama sekali sekolah di sekolahan seperti Madrasah Tsanawiyah, Aaliyah, dsb apalagi pernah menghafal Al-Qur'an menjadi excited saat diajak oleh Ibu Nyai untuk datang ke acara Khotmul Qur'annya PP Wahid Hasyim di Jogja. [kalimat yang panjang sekali bukan.. hahaha]

Acara Sabtu malam yang lalu, ternyata kalau acara kelulusan atau wisuda madrasah itu diselenggarakannya ba'da Isya.. Gak seperti sekolah negeri yang acaranya pagi ampe siang. Na, acara kelulusan itu sekalian acara khotmul Qur'an, maksudnya kelulusan para santriwati yang sudah tahfidz.. hafal 30 juz ..juz..juz.. Mantab lah... Ada 21 orang gitu yg udah tahfidz.. Trus mereka semua didandanin cuannnttiiikkk buanggeettt kayak penganten dah.. Yang membuatku berpikir malam itu, "Bener juga ya.. ini kan perayaan atas sudah jadinya seseorang menjadi tahfidz, yang jelas-jelas mendapatkan pahala buanyaaaaakkk sekali dari Allah, wajarlah kalau harus dandang secantik pengantin.." Cantik secara fisik dan spiritual..

Gak hanya itu, terus acara dilanjutkan oleh uji tafsir pake bahasa Arab dan bahasa Inggris.. Yang terjadi pada diriku adalah melongo dan bengong sambil manggut-manggut saking terpananya sama mereka yang bahasa Arabnya jago buangget.. Bahkan salah satunya hanyalah seorang anak kecil [SD kira-kira] yang ternyata bukanlah hanya sekedar anak kecil.. Tapi anak yang jago ngaji, bahasa Arab, dan bahasa Inggris.. Weleh.. weleh..

Semalaman itu aku mendapat pengetahuan baru lagi dari dunia seputar pesantren. Ternyata sangat menarik.. dan sangat patut dikagumi, terutama para tahfidz tersebut..

Sigh..