21.4.08

Memutuskan untuk Berhenti Sejenak

"Setelah lulus mau apa?"

"Cari kerja, setelah dua tahun ambil S2 di luar negeri."

JAWABAN STANDAR!!!!

Hehehe... Setelah dipikir-pikir, anak ITB, terutama anak TI, khususnya anak TI 2003 kalo ditanya pertanyaan di atas, jawabannya ya jawaban yang di atas juga. Hehehe.. Dan memang pada akhirnya, banyak yang kemudian melakukan persis seperti jawaban di atas. Cari kerja, lalu ambil S2. Tak luput, aku pun selalu menjawab seperti itu. Huakhahaha...

Setelah sebulan lebih 13 hari lulus, berstatus jobseeker, dan mengikuti beberapa wawancara (tepatnya dua wawancara psikolog dan satu wawancara HRD), membuatku sadar bahwa jawaban "Cari kerja dan ambil S2 setelah 2 tahun" itu menjadi tidak cukup lagi. Malah jawaban seperti ini membuatku nampak akan tidak loyal pada perusahaan. Kalau mau keluar dan S2 dua tahun lagi, ngapain kerja sekarang? Artinya, kalo dari sisi perusahaan, "Kalo lo mau cabut dua tahun lagi, ngapain gw nge-hire lo?".. begitulah kasarnya..

Lagian, kenapa jawabannya harus seperti itu sih? Aku juga gak tau.. Aku berencana abis lulus kerja lalu ambil S2 dua tahun kemudian (padahal gak tau mau ngambil S2 apa) ya karena teman-temanku pun jawabannya itu. Nampak sudah umum aja jawaban itu.. Save Answer!! Setelah dipikir, direnungi, ditilik, ditimbang, dan diputuskan.. Aku pun masih gak tau mau kerja di bidang apa, mau ngambil S2 apa, mau kerja dimana, mau ngapain 5 tahun lagi, mau ngapain 10 tahun lagi. Intinya, aku masih belum punya rencana.. Huakhahaha.. Balada Fresh Graduate!!

Aku hanya punya mimpi, yaitu menjadi ibu yang cerdas, yang punya usaha yang terkait dengan buku (toko buku misalnya) dan punya perpustakaan khusus anak dimana-mana di Indonesia, bisa kerja di rumah, jadi bisa sekalian mendidik anak, dan bisa traveling baik di Indonesia maupun dunia TITIK.

Nah, yang aku belum punya adalah apa yang aku lakukan supaya bisa mengubah diriku saat ini menjadi aku yang seperti ada dalam mimpi di atas. Yang aku lakukan sekarang adalah mengikuti trend yang ada di sekitarku, yang dilakukan teman-temanku, yaitu mencari kerja. Jadinya, cari kerjanya pun tak terarah. Huakhaha.. miris sekali...

Akhirnya, karena meneruskan mencari kerja tanpa arah membuat mimpiku bukannya makin dekat malah makin jauh, aku memutuskan berhenti mencari kerja (untuk sementara) dan mengikuti perintah ibuku. Mengaji. 3 bulan. Di Jogja. TITIK LAGI.

Ngaji?!?!? Gak salah, Mon? Lulusan TI ITB kerjanya ngaji? Kenapa enggak? Aku diajari dan meyakini bahwa agama adalah dasar dalam menjalani kehidupan. Dalam kondisi apapun, agama adalah sesuatu yang mengontrol kita supaya tetap dalam track menuju surga. Hidup kan tak hanya untuk di dunia, tapi juga untuk akhirat. Jadi, mumpung waktunya masih fleksibel, kenapa tidak? Begitulah kira-kira yang aku dapat dari Ibuku saat membujukku untuk mengaji.

Kenapa di Jogja?

Supaya jauh. Dari Bandung dan Jakarta. Dari kehidupan kota besar. Dari akses pencarian kerja (bukannya di Jogja gak bisa, tapi di Bandung atau Jakarta memang cenderung lebih mudah). Supaya fokus. Karena kalau ngaji di Bandung atau Jakarta, pikiran yang dicurahkan untuk mengaji hanya sisa dari sisa dari sisa dari sisa pikiran yang dicurahkan untuk hal lainnya. Supaya bisa belajar kesederhanaan dan keikhlasan. Karena di Jogja, lebih bisa belajar tentang kesederhanaan dan keikhlasan daripada di Bandung atau Jakarta.

Ya.. begitulah.. Mudah-mudahan niat baik ini terlaksana dengan lancar. Amiiinn..

Sementara 3 bulan mengaji, aku akan mencari dan merencanakan hidupku di kemudian hari. Membuat arah dan panduan, sehingga aku tahu aku cocok di bidang apa.

Begitulah..

P.S. Kalau kata psikolog yang wawancara buat Telkomsel, aku cocoknya kerja di Social Services.. Hehehe..

4 comments:

  1. pesantren apa mon?
    ditunggu share ilmunya.

    saya juga pengen ngaji :)
    mudah2an bisa ke malaysia atau timur tengah.
    tapi mungkin tidak dalam waktu dekat.

    ReplyDelete
  2. (Mba Mona inget saya gak ya..?? Udah beberapa kali ketemu sih,,tp gak pernah ngobrol langsung..)
    Yasuw,,Salam kenal Mba Mona..

    Kenapa di Jogja?

    Supaya jauh. Dari Bandung dan Jakarta. Dari kehidupan kota besar. ...Supaya bisa belajar kesederhanaan dan keikhlasan. Karena di Jogja, lebih bisa belajar tentang kesederhanaan dan keikhlasan daripada di Bandung atau Jakarta.


    Jogja mmg kota yg pas buat merefresh diri.. Setuju bgt..=D

    ReplyDelete
  3. Berarti Mona seangkatan dengan anakku, cuma beda departemen, tapi masih satu fakultas ya.

    Yogya mungkin memang kota yang indah, walau udah rame, tapi tetap lebih tenang dibanding Bandung dan Jakarta.

    ReplyDelete
  4. Untuk memahami apakah kita perlu S2 atau spesialisasi seperti Sertifikasi sesuai dengan bidang pekerjaan kita, bisa dibaca di blog adikku di
    http://triwahjono.wordpress.com/2008/05/17/
    mengapa-seseorang-bisa-lulus-s1-s2-s3/

    ReplyDelete