26.7.07

Ngapain aja ya selama 22 tahun?

Hidup di dunia yang isinya 6 milyar orang lebih, harus siap untuk dinilai kapanpun dimanapun oleh ke-6 milyar orang tersebut. Setuju tak?

Hari ini, genap 22 tahun, yang banyak terpikir adalah,
"22 tahun gw ngapain aja ya...kok gak brasa.."
Dari pemikiran tersebut, muncul pikiran2 lain, seperti..
"Apakah gw telah menjadi orang yang baik2 saja di mata orang pada umumnya?"
Trus mikir,
"Kenapa harus ikut2an jadi umum sih?"

dan berbagai macam pikiran semacam itu..
Pikiran2 yang sebenernya bisa dibilang gak menghargai diri sendiri, karena secara gak langsung, saya berpikir apa yang 6 milyar orang lain pikir tentang saya..
Saya tidak berpikir tentang saya sendiri inginnya menjadi seperti apa..

Sebagai manusia yang terlahir dengan need for affiliation yang tinggi, gak bisa hidup sendiri, senang berada di antara manusia-manusia lainnya, saya terbiasa untuk menjadi dua hal. Pertama, ingin diperhatikan. Dua, ingin memerhatikan. Cuma, kebiasaan ini membuat saya menjadi tidak fokus terhadap diri saya sendiri. Ya itu tadi, sibuk untuk berpikir "Apa yang orang lain lihat dari saya" dan "Apa yang harus saya perhatikan dari orang lain".

Hari ini saya dikasih tau oleh seorang sahabat,

"You have to be more focused, try to build your need for achievement, especially for yourself.."

Sebenernya udah tau, cuma ya sebatas tau, gak sampe motorik. Hehehe...
Denger dari orang lain, sahabat sendiri pula, nyesek juga... Ego-nya langsung kesentil...
Tapi, seperti yang biasa sahabat saya lakukan, yaitu mengerti saya... Ya, nasehatnya kali ini (seperti biasanya juga) emang bener sih... ada tambahannya pula..

"Tapi jangan sampe itu mengurangi your sensitivity.. It's your gift.."

Campur aduk bahasanya.. hehehe.. Intinya, emang sekarang harus fokus ama diri sendiri, ya tapi jangan lupa ama orang lain juga.. hehehe..Yah, begitulah...
Setelah berdiskusi dengan orang tersebut (sahabat saya maksudnya), saat ini saya memang sedang dalam fase "gak jelas". Bukti nyata adalah dari TA, yang masih gak jelas, belum ada yang bisa dipegang.. maju tak bisa, mundur males banget.. Hahaha... fase yang wajar untuk anak tingkat akhir macam saya...

Moral cerita dari diskusi panjang lebar gak jelas dan semua isi postingan di atas adalah..
Di genap 22 tahun, saya mulai belajar untuk menghargai diri sendiri. Karena kala kita sudah menghargai diri sendiri, kita baru bisa menghargai orang lain. Kalau tahap menghargai diri sendiri itu belum terlewati, berarti selama ini masih palsu menghargai orang lainnya. Bagaimana caranya? Untuk saya, saat ini adalah dengan menjadi lebih fokus pada diri sendiri, dimulai dari fokus pada TA saya. Bener gak ya kesimpulannya...

Gitu deh pokoknya...
Dampak langsung mungkin pada blog ini, ketika saya sudah lebih "jelas", blognya sedikit banyak akan liburan dulu.. Mungkin emang cuma akan diisi oleh postingan-postingan kalo liburan. Hehehe.. Ya, begitu saja...

Berita singkat hari ini:
Hari ini dapet 3 kue, enak semua... terima kasih ya teman-teman.. eka, nda, diah, bisri, jaka, sandi, oenk, adoet untuk kuenya...senang...
frame puzzle-nya makasih ya, geng belajarkuu..senang..
mpe rumah tiba2 dikasih hadiah ama adek, ibu, dan bapak...senang..
ketemu ama temen SMP yg udah 5 tahun gak ketemu... senang...
beruntung bisa dapetin waktu luang untuk telepon buat sharing, makasih ya paps... senang..
dapet semua SMS, telepon, dan message2 di YM, makasiih.. senang..
dan semua testimonial untuk refleksi hari ini, banyak2 terima kasih... senang..

Karena mereka semua, dengan semua rasa senang, hari ini bisa saya tutup dengan rasa syukur....Semoga saya bisa melalui setiap hari, setiap jam, setiap menit, dan setiap detiknya dengan selalu bersyukur. Amiin..

Alhamdulillah...
P.S. Sedang mencoba gaya bahasa "saya", bukan "aku" seperti biasanya... Hmmm..

24.7.07

Ini adekku...

Aku dan adikku sangat berbeda, sangat sangat berbeda..
mau tau bedanya, baca aja blognya di sini..
Gak mau kalah ama mbak dan bapaknya katanya, makanya bikin blog juga..
Hehehe..
Sip ah..

22.7.07

Geng Belajarku

Dari kiri ke kanan: Jaka, Diah, Eka, Aku, Nda, Bisri.
Kami foto di sisi gedung TI antara himpunan dan TU.
Mereka adalah geng belajarku. Teman belajar dan teman bercerita. Kalo gak ada mereka selama 2 tahun terakhir ini, gak tau lagi kuliahku akan seperti apa. Makasih ya, karena kalian, aku bisa tahan dan terus semangat kuliah di TI ITB yang kadang sangat berat untuk dijalani.
Terima Kasih banyak.

20.7.07

Hari ini menyenangkan...
Gak nyangka bisa jalan2 kayak gitu..
Padahal awalnya, bingung mau apa...
Dan aku lebih suka jago bahasa tulisan dibanding lisan soalnya...
Huakhahaha...
Kayaknya si penyelamat ya yg mau wisuda besok...
Hari ini hari terakhir kami jalan2 bareng juga sepertinya..
Huhuhu.. tebenganku berkurang satu lagi..
Hehehe..

Ei... selamat menghadapi dunia nyata...
Oia, besok ati2 ya....hehehe..

Btw, aku gak suka 28 Weeks Later.. Serem...

17.7.07

The Blue Mosque

Entah, angin apa pengen banget posting tentang masjid yang satu ini..

Berawal pas nonton TV, trus pas adzan maghrib.. nah adzan maghrib itu klipnya ngambil dari masjid kubah emas yang ada di Depok. Masjid Dian Al-Mahri namanya..

Hmmm...sebenernya, gak gitu tertarik dengan kubah emasnya, cuma jadi tertarik sama alasan dari pembuatan masjid. Penasaran, sebenernya masjid yang baik itu masjid yang seperti apakah? Harus berkubah emaskah? Harus besar dan megahkah?

Bertanyalah anak pada bapaknya...
"Bapak, sebenernya masjid yang baik itu seperti apa?"

Kata bapak,
"Masjid yang baik itu masjid yang bisa menampilkan kesederhanaan dan kebersahajaan Islam serta bisa bikin umat Islam semakin giat beribadah.."

"Harus berkubah emaskah?"

Hehehe....

Kata bapak, sebenernya masjid yang baik juga dilihat dari historisnya... Bapak ngambil contoh Blue Mosque di Istanbul, Turki.
Begini sejarah singkatnya...

Masjid tersebut dibangun saat Istanbul (dulu Konstantinopel) jatuh ke umat Muslim. Sebelum jatuh ke tangan umat Muslim, Istanbul itu terkenal dengan bangunan-bangunan yang indah dan megah salah satunya adalah gereja Hagia Sophia (yg kemudian dijadikan masjid lalu sekarang jadi museum). Nah, Sultan Ahmed sang penguasa saat itu memerintahkan arsitek Mehmed Aga untuk membangun masjid yang bisa membuktikan bahwa arsitektur Islam itu tidak kalah bagusnya.

Didirikanlah Sultan Ahmed Mosque yg letaknya di seberang Hagia Sophia. Awalnya sang arsitek ingin masjid biru ini memiliki kubah yang lebih besar dari Hagia Sophia, tapi gagal. Malahan, sang arsitek ini membangun masjid yang sangat indah dengan proposi yang sempurna antara kubah-kubah besar dan kubah-kubah kecil di sekelilingnya serta minaret (menara tempat muazzin adzan) yang jumlahnya 6 buah, yang kemudian ditambah menjadi 7 buah.

Sejarah yang menakjubkan dibalik sebuah masjid. Sangat sepadan dengan hasilnya dan memang masjid biru ini menjadi salah satu bukti kebesaran arsitektur Islam di dunia. Lalu, ada cerita apa dibalik pembuatan Masjid Kubah Emas di Depok? Hehehe...
Tanpa melihat siapa arsiteknya, maksudnya, umat Islam atau bukan yang membangun Blue Mosque dan Hagia Sophia.. Keduanya emang merupakan bangunan yang sangat indah dan bagus... jadi pengen liat langsung..

Jadi makin tertarik ama topik tentang masjid nih, kapan-kapan ngebahas tentang masjid lagi ah...menyenangkan soalnya..

Oia, bapak juga bilang, kalo kita ngebangun masjid di dunia, sama dengan membangun rumah di syurga. Mudah-mudahan suatu saat aku bisa bangun masjid yang indah, sederhana, bersahaja, dan bersejarah... Amiiinn.


Ini Sultan Ahmed Mosque a.k.a Blue Mosque di Istanbul, Turki. Indah banget ya... Oia, kenapa terkenal sebagai masjid biru, ya karena kubahnya biru..

Kalo yang ini Hagia Sophia a.k.a Aya Sophia. Pernah jadi gereja, lalu jadi masjid, sekarang jadi museum.. Bagus mana ama Blue Mosque? Aduuuh... jadi pengen ke Turki. Hehehe..

16.7.07

Perundingan Linggarjati

adalah suatu perundingan antara Indonesia dan Belanda di Linggarjati, Jawa Barat yang menghasilkan persetujuan mengenai status kemerdekaan Indonesia. Hasil perundingan ini ditandatangani di Istana Merdeka Jakarta pada 15 November 1946 dan diratifikasi kedua negara pada 25 Maret 1947.
--Wikipedia Indonesia

Kemaren abis dari Linggarjati, Kuningan, ke Wisata Sejarah Linggarjati. Liat tempat perundingannya, mejanya, kursinya, kamar2 delegasinya, dan sekelilingnya...

Hasil perundingan ini (dikutip dari Wikipedia Indonesia) adalah:
1. Pemerintah RI dan Belanda bersama-sama menyelenggarakan berdirinya sebuah negara berdasar federasi, yang dinamai Indonesia Serikat.
2. Pemerintah Republik Indonesia Serikat akan tetap bekerja sama dengan pemerintah Belanda membentuk Uni Indonesia-Belanda.
3. Belanda mengakui kedaulatan de facto RI atas Jawa, Madura, dan Sumatra.

Seperti kebanyakan hasil perjanjian Indonesia lainnya, perjanjian ini pun tidak mulus. Gak lama kemudian, terjadi Agresi Militer Belanda I.

15.7.07

klik pada gambar untuk lebih jelasnya.
Ini diambil dari sini

13.7.07

Acara TV Indonesia Cerminan Bangsakah?

Seorang guru besar TI di kampus pernah bilang,
"Kalau kalian ingin tahu seperti apa karakter sebuah bangsa, lihat aja acara TV-nya.."

Setuju?

Kemaren, pas lg nonton TV ama adek di rumah, iseng pindah2 channel, dan sampailah kita pada sebuah saluran stasiun TV swasta I******R. Stasiun TV tersebut sedang menayangkan sebuah sinetron Indonesia, yang entah kenapa di-dubbing, tidak seperti sinetron2 lainnya. Lalu, pas kita nonton, eh pas adegan bintang utamanya lagi nyanyi2 keliling2 taman, pake baju India, sambil nari... Ini film India atau bukan, pas dilihat bintang2 sinetronnya, orang Indonesia semua...

Terus...karena isengnya lagi kumat, kami ngikutin terus sinetron ini (biasanya langsung dipindah..hehehe) trus ada adegan, beberapa orang lagi ngebahas Salina (bintang utamanya, namanya gak umum di Indonesia) dan Atnan (bintang utama yg cowok, knp namanya Atnan ya? Gak umum jg di Indonesia..) mereka ngebahas, kalo Salina pake ilmu hitam untuk bikin Atnan jatuh cinta sama dia... Yang lucu dari adegan ini (yg harusnya gak lucu) adalah mimik muka mereka yg sangaaaatt berlebihan.. make-up tebal padahal lagi di rumah, alis naik turun, mata melotot, dan kata-kata yg kasar... Selain itu, pembahasannya, di dunia modern ini, dan mereka setting adegannya di sebuah rumah mewah yang bisa dibilang mereka orang kaya, dan orang kaya Indonesia saat ini udah pada modern (asumsinya..) ntah kenapa masih percaya ama ilmu hitam.. Padahal, karena mereka sebel aja Atnan yang kaya bisa jatuh cinta ama gadis miskin.. Klise..

Trus, adegan beralih ke adegan nyanyi2 lagi antara Atnan dan Salina (knp sih, namanya harus Atnan dan Salina, kenapa gak Romi dan Yuli..Hehehe..) yg sekarang udah gak india2an lagi, tapi dangdut di pinggir pantai, masih ada nari2nya, dengan setting tempat aneh penuh pita2 warna-warni.. Oia, aku ama adek, saat itu komentar, bintang cowoknya pake baju dobel supaya gak keliatan kurus banget... dan ceweknya pake baju minim.. supaya gak keliatan gendut.. Huakhahaha...

Trus, entah tu cewek kenapa, dia muter2 bahagia sambil pulang ke rumah, ampe rumah, ama orang2 kaya yg tadi melotot2 itu, Salina dijambak dan ditarik ke rumah... trus mau dibawa ke orang pinter...

Yak, sampai situ, keisengan kami udah berubah jadi kemuakan akan sinetron Indonesia..

Jadi, setujukah Anda dengan pernyataan guru besar TI di atas?

Kalau dilihat, tema-tema yg sering dibahas di sinetron Indonesia:
Ilmu hitam, anak sekolah yg ngelawan guru, suka nyontek, geng2an di sekolah, cinta SMU, guru yg gak berwibawa, orang kaya yg berlebihan, anak2 yg manja berlebihan, penderitaan yg berlebihan (liat aja Intan, ntar dibahas di postingan lain..), alis naik turun, nangis gak jelas, bunuh-membunuh, dendam kesumat, daann sebagainya...

Entah kenapa tema-tema itu terus aja ada di TV, semakin tidak mendidik.. dan mirisnya, sinetron2 itu seringnya ditonton oleh Ibu Rumah Tangga yang posisinya adalah pendidik anak-anaknya di rumah, trus sinetron2 itu juga ditayangin di primetime, dimana anak2 belum tidur..
Sangat tidak mendidik...

Gak habis pikir...dan terus gak habis pikir...

Dan ini baru ngebahas sinetron, belum ngebahas infotainment, acara2 semacam BUSER, dan lain-lain...

Tapi, TV Indonesia masih terselamatkan dengan format2 acara yang ada di Trans TV, Trans7, dan Metro TV (ini2 stasiun TV Indonesia yg paling sering ditonton di rumah..) seperti Koper & Ransel, Ceriwis, Jelang Siang, Republik Mimpi, Wisata Kuliner, Oprah Winfrey Show, Commander In Chief, dll..

Walaupun kesannya gak nasionalis, aku dan adek beruntung karena di rumah Bapak langganan TV kabel, seenggaknya, sinetron2 (drama) di TV kabel lebih rasional..

Kembali ke pertanyaan di atas..
Apakah acara TV Indonesia menjadi cermin bangsa Indonesia?
Ya. Dengan semua kekurangannya (sinetron2 dan infotainment yg tak henti2) dan kelebihannya (semua acara travel, kuliner Indonesia, dsb).

Bagaimana?

3.7.07

Very Last Moment...

Yang lebih membuatku terharu dari kemaren bukan karena melihat teman-temanku lulus...
Tapi adalah momen saat kami berpisah malam-malam di gerbang depan ITB...

"Daaahh, Mona...."
"Daaaahh..."
"Eh, selamat ya sekali lagi...."
"Mpe ktemu besok.."
"Ati-ati di jalan.."
"Daaaahhhh.."

Kemudian, kami berpisah, masing-masing ke mobilnya masing-masing atau ke tebengannya masing-masing....

Lalu, pulang ke rumah..

Very last moment that day, menggenapi kebahagiaan dan kesenengan karena temen-temen pada lulus hari itu...