4.7.12

#DKI1

Picture credit: as noted on the pic :)
Seminggu lagi pemilihan kepala daerah DKI Jakarta akan dilaksanakan. Saya tidaklah pernah numpang hidup di Jakarta, tidak pula punya KTP Jakarta, apalagi hak pilihnya. Hashtag #DKI1 lagi sering memenuhi timeline Twitter saya. Jadi untuk apalah saya peduli?

Saya sering menganalogikan negeri ini sebagai suatu bentuk keluarga, dengan DKI Jakarta sebagai kakak pertama. Indonesia sedang krisis kepemimpinan. Wacana yang begitu sering terdengar. Lebih banyak saya memutuskan untuk bersikap ignorant atas wacana ini. Indonesia memang membutuhkan pemimpin, pemimpin yang mengajak semua yang dipimpinnya untuk bekerja bersama. Indonesia akan berubah menjadi lebih baik jika semua warga Indonesia peduli dan mau berubah. Berhenti menjadi manja dan cuma bergantung pada satu dua orang di puncak pimpinan untuk kemudian dicela dan dimaki. 

Maka kembalilah saya ke Pilkada Jakarta. Saya merasanya dan memang begitu adanya, Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta adalah posisi strategis dan sangat basah. Seperti kakak pertama di keluarga besar, suara si sulung ini suara yang paling didengar oleh kedua orang tuanya (percayalah, sebagian besar orang tua lebih mendengar pendapat si sulung dibanding bungsu. That's the privilege we get. Hehehe..). Seperti sulung atau kakak pertama lainnya, dia akan menjadi salah satu role model adik-adiknya, di sini, role model provinsi-provinsi lainnya.

Jika kakak pertama bejat, akan menambah probabilitas adik-adiknya bejat dan ignorant. Seperti dalam keluarga besar lainnya, kalau ingin mengubah suatu keluarga besar, salah satunya adalah dengan mendekati kakak pertama.

Cukuplah dengan analoginya. Intinya, pilkada DKI Jakarta, mau tidak mau, iri tidak iri, memang pilkada paling penting di Indonesia. Pilkada ini akan menentukan bagaimana Indonesia ke depannya. Bagaimana tidak. Semua elemen penting yang mengatur Indonesia ada di Jakarta, kalau Jakarta-nya sendiri menjadi tempat dan provinsi yang nyeleneh, mau bagaimana para elemen penting itu menentukan Indonesia? Nyeleneh juga?

Berhubung saya tidak berhak untuk memilih minggu depan, saya cuma bisa berdoa para Jakartans meluangkan waktu dan otaknya untuk memikirkan pilihannya. Saya berharap, the Jakartans memilih dengan hati dan otak, bukan dengan dompet. :)

Selamat memilih, Jakartans!

~ Mona Luthfina

P.S. Kalau saya seorang Jakartan, saya akan memilih mereka.

P.P.S. Kalau DKI Jakarta itu kakak pertama, kakak keduanya siapa yah.. Jawa Barat? Jawa Timur? Kakak keduanya kembar? Hehehe..

P.P.P.S. Kalau orang Jakarta disebut Jakartans, orang Bandung apa? Bandungers? Bandungans? :))))

No comments:

Post a Comment