3.7.12

Andani, Ibu, dan Hot Mamas

Tidak sampai seminggu yang lalu saya bertemu dengan salah seorang Hot Mama di TI 2003. Andani Agniputri (Dani). Hehehe..

Sebelumnya, saya tidak pernah ngobrol berdua dalam waktu lama dengan Dani. Kami jarang berada di social loop yang sama. Seperti yang sering kami deklarasikan, TI ITB 2003 itu terkotak-kotak tapi satu jua. Namun setelah semua berhasil lulus, kotak-kotak itu hilang dan social loop TI ITB 2003 menjadi satu loop saja yang terdiri dari 128 individu berbeda.

Singkatnya, cukup menarik mendapati saya membuat janji dengan seorang Andani. :P

Dani, suami (Fadli), dan jagoannya, Caesar Kirano Rahman (a.k.a. Kecal) sedang liburan di Indonesia. Per Agustus ini Dani ambil S2 di Amerika. Kecal usianya sudah setahun dan sudah bisa ditinggal kuliah. Dalam dua jam ngobrol ngalor ngidul di Tree House, Dago, Dani bercerita tentang kehidupannya sebagai Hot Mama (okeh, "Hot" ini murni tambahan dari saya.. Hehehe..). 

Dari obrolan itu saya menangkapnya begini.. Kehidupan sebagai seorang Ibu di setahun pertama nampaknya adalah pekerjaan rutin yang seringkali membuat seorang wanita lupa mengasah otaknya. Tidak berarti menjadi seorang Ibu membuat wanita lupa kalau dia punya otak. Jelas, untuk menghasilkan manusia baru yang cerdas membutuhkan Ibu yang cerdas. Tapi dalam hal ini kita berbicara tentang kemampuan otak secara detail. Kemampuan otak untuk menghitung, menganalisis, dan menyelesaikan masalah-masalah pragmatis. Otak kuliah banget deh.. :)

Jadi, yang seorang Dani lakukan adalah setelah semua haru biru kehidupan mengasuh anak selesai dan Kecal sudah tertidur di buaiannya, Dani akan melakukan apapun untuk membuat otaknya bekerja. Semisal, belajar software Solidworks dan sampai mendapatkan sertifikasi dengan nilai 100%. Huakhahaha.. Apapun dipelajari demi menjaga otak untuk selalu terpakai. 

Ini menarik untuk saya, karena bahwa ternyata menjadi Ibu tidak berhenti di mengurus anak dan mempersiapkan anak untuk menjadi yang terhebat. Menjadi Ibu itu seharusnya tidak membuat seorang wanita melupakan bahwa sebelum menjadi Ibu, dia adalah seorang wanita, wanita yang mandiri, cerdas, dan mempunyai kemampuan yang seringkali melebihi pria di sekitarnya. Menjadi seorang Ibu yang hebat itu tidak selalu berarti mengorbankan diri sebagai wanita dan sepenuhnya melayani kebutuhan sang anak. Menjadi Ibu yang hebat itu memiliki pemahaman salah satunya bahwa jika seorang wanita mengerti apa yang dia butuhkan, dia inginkan, dan dia mimpikan, maka dia akan tahu apa yang terbaik untuk anaknya. Sehingga, wanita itu dapat memberikan kemampuan terbaiknya sebagai seorang wanita untuk menjadi Ibu yang hebat. Untuk menghasilkan anak-anak yang hebat, jadilah Ibu wanita yang hebat terlebih dahulu.

Ibu dan Albert Enstein di Madame Tussaud, Hongkong
Ah.. Menjadi seorang Hot & Smart Mamas di dunia ini tidaklah mudah, teman. Begitu banyak pengorbanan dan penyesuaian yang harus dilakukan. Ibu saya pun Ibu yang hebat karena membesarkan saya sembari terus menjadi dokter yang hebat. Salut untuk para Hot & Smart Mamas di dunia yang bisa menjaga keunggulan dan kemampuannya sebagai wanita yang mandiri sambil tak melupakan fitrahnya sebagai seorang Ibu dan istri yang baik. 

Ternyata jalan menuju Ibu yang cerdas itu memang penuh tangis dan darah, literally.

Untuk Ibu saya tercinta, Andani, dan semua Ibu hebat di dunia. Salut!

~ Mona Luthfina

No comments:

Post a Comment