26.7.12

27

Let's see..

Di keluarga saya, kami tidak pernah merayakan ulang tahun dengan pesta. Tidak pernah beli kue ulang tahun. Tidak menunggu jam 12 malam bersama. Jarang memberikan kado. Paling yang kami lakukan hanya makan bersama, itu pun sekalian (sekalian ulang tahun pernikahan Ibu Bapak, ulang tahun Ibu, ulang tahun saya, dan ulang tahun adek yang semuanya berdekatan. Hehehe..). Sehingga, saya dan adek terbiasa untuk tidak melakukan itu semua (kado, kue, dan menunggu jam 12 malam). 

Sehingga, kalau harus menunggu jam 12 malam untuk bisa dibilang ulang tahun, maka dalam 27 tahun hidup saya, bisa dihitung dengan jari di satu telapak tangan berapa kali saya melakukannya. Hahahaha..

Tahun ini agak berbeda tanpa sengaja..

Saya memutuskan untuk ke Jakarta sehari sebelumnya. Bertemu dengan seorang teman lama, impulsif. Tidak biasanya saya pergi keluar kota tanpa perencanaan. Setiap keluar kota, selalu saya usahakan sekalian sekalian. Ternyata keimpulsifan saya berbuah manis. Jadi, teman yang saya temui ini lupa kalau saya mau ulang tahun. Baru ingat ketika diingatkan oleh teman saya yang lain (yang kami temui kemudian dan ternyata ingat kalau saya mau ulang tahun). 

Ngobrol ngalor ngidul.. Lalalala, lilili.. Sengaja menunggu jam 12 malam. Tanpa kue, tanpa lilin, gelap-gelapan di sebuah coffee shop (yang memang sudah mau tutup), dengan sisa satu cookie pendamping Coffee Latte yang kami pesan. Sisa satu cookie tadi pun akhirnya didaulat menjadi birthday cookie. 

Jam 12 teng. "Selamat ulang tahun, Mona!" Foto bersama cookie, foto bersama teman.. Simpan cookie di meja.. Lalala lililili... Tanpa sadar, mbak coffee shop sudah mengambil sisa satu cookie tadi, karena coffee shop-nya mau tutup. Pas sadar, tak ada cookie tersisa. Huakhahahahaha...

Pulanglah saya ke rumah sepupu saya (tempat adek saya tinggal sekarang).

Lalala lilili, cuci muka, shalat, tarawih, tarik nafas.. Tidur.

Jam 4 pagi. Sahur, ambil nasi, ambil lauk. Tiba-tiba muncul sepupu saya membawakan chocolate cake-nya Dapur Cokelat lengkap dengan lilinnya.. Antara makan sahur, tiup lilin, makan sahur lagi, motong kue, ditelepon Bapak Ibu, makan sahur, dan makan kue (maklum, imsak menjelang). Lengkap sudah pesta ulang tahun saya. Hehehe..

Manis ternyata. Melewatkan jam 12 malam bersama teman-teman lama dengan berbagai macam cerita yang membuat otak saya kesenangan. Sahur pertama di Ramadhan tahun ini yang tidak sendiri, bersama keluarga (adek dan sepupu saya). Mendapat ucapan penuh doa dan selamat via telepon, whatsapp, twitter, dan SMS. Didoakan dengan tulus oleh Ibu dan Bapak.

Hari ini menyenangkan. Alhamdulillah, impulsif ke Jakarta memberikan banyak hal sekaligus untuk dipelajari, dinikmati, dirasakan, disyukuri, dan disemangati. Untuk itu, terima kasih banyak untuk teman saya yang meminta saya ke Jakarta. Kehendak Allah itu memang tak ada yang tahu. Di situasi dan kondisi lain, saya tidak semudah itu untuk mengiyakan untuk segera ke Jakarta. 

Doa tahun ini tetap detail seperti tahun-tahun sebelumnya. Tapi satu doa yang terasa sangat perlu, biarpun nampak ngawang. Semoga dapat menjadi Mona yang selalu lebih baik dan mampu membahagiakan orang lain di sekitarnya. Amiin..

Terima kasih. Sebenarnya, sejak lama saya selalu berpikir, semua doa dan ucapan selamat di ulang tahun saya itu seharusnya diucapkan kepada Ibu saya. Kenapa? Karena hari ini, adalah untuk Ibu. 27 tahun lalu Ibu saya dengan sakit, peluh, tangis, dan kasih sayangnya melahirkan saya ke dunia. Jadi sangat wajar jika setiap tanggal ini menjadi hari Ibu untuk saya. :)

Senangnya.. :)

~ Mona Luthfina

P.S. Mencari teman untuk makan Chocolate Cake. :P

No comments:

Post a Comment