20.2.11

Hanya Meracau

Ini tahun keenam saya punya blog.. Kalau blog kayak manusia, udah mau masuk SD ni blog.. hehehe.. 

Dilihat dari statistiknya, saya paling aktif menulis di tahun 2009. Paling tidak aktif menulis, tahun kemarin. Mengapa? Kurang lebih saya bisa menerka sebabnya. Tapi tidak akan saya jabarkan juga kenapa.

Lalu, postingan ini tentang apa? Saya tidak tahu. Saya hanya tahunya seperti ini. Blog ini seperti anak saya sendiri. Saya menemukannya di waktu dimana social media belum menjadi gaya hidup. Kalau semua social media dibilang kata seperti anak sendiri, blog ini adalah anak emas saya. Tapi, akhir-akhir ini si anak kesayangan ini kurang disayang. Mungkin saya sedang mengalami fase, "Duuuhhh.. mau gw apain lagi sih ni anak.. gw mumet.." hahaha...

Saya menulis di blog saya sekarang bukan berarti saya berjanji untuk rutin menulis lagi. Tidak. Setelah menyadari bahwa menepati janji itu lebih susah daripada membuat janji, saya tidak bisa berjanji untuk menulis dengan rutin lagi. 

Saya menulis di blog saya ini juga bukan karena saya ingin curhat atau apa. Tidak. Walaupun percayalah, banyak sekali hal yang ingin saya ceritakan di sini, namun selalu tertahan dengan perasaan, "Isn't it too much if i write about that?" 

Menjadi jarang menulis blog adalah suatu kemunduran bagi saya. Saya mendefinisikannya sebagai salah satu ciri-ciri dimana ketidakpercayadirian saya timbul lagi (untuk kesekian kalinya). Karena saya pernah merasakan dikomentari di blog saya, "Mona kok ngeluh terus isi blognya..". jadi ketika saya (mungkin) sedang dalam fase gelap kehidupan saya, saya jadi tidak berani lagi menulis blog. Saya takut saya akan mengeluh lagi di blog ini. Padahal saya tidak suka mengeluh secara terbuka. Saya berusaha menghindari keluhan, bahkan pada sahabat saya (walaupun susah, benar, sangat susah). Keluhan itu selalu saya coba alihkan dengan pertanyaan-pertanyaan random kepada sahabat-sahabat saya. Dengan begitu, saya harap, saya bisa menyelesaikan masalah yang saya keluhkan tanpa harus mengeluh. 

Terlalu banyak kata "keluh" dalam paragraf di atas, apakah berarti saya sudah mulai mengeluh? Huakhahaha..

Saya tidak tahu apa yang saya tulis sekarang.. yang saya lakukan adalah memulai. Saya rindu dengan anak kesayangan saya ini, berulang kali ingin menyapa, namun tak kuasa untuk menggerakkan jari. (Maafkan atas pemilihan kata-kata saya yang seringkali agak berlebihan :D)

Tidak hanya blog ini yang saya abaikan akhir-akhir ini, tapi juga hidup saya. Walaupun mungkin terlihat tidak seperti itu. Namun, hati kecil saya berkata saya sedang mengabaikan hidup saya. Saya sedang mengabaikan waktu yang saya miliki dan saya tidak suka dengan keadaan itu. Apa daya, hati kecil saya sedang kalah dengan hati besar saya. Seperti nurani-nurani yang lain, terabaikan di awal dan (harapannya) baru dipedulikan ketika hati besar mengalah.

Tak hanya itu, rasa ingin tahu saya yang saya tanam, pupuk, rawat selama ini juga sedang terkena imbasnya. Seperti kondisi cuaca yang tak menentu akhir-akhir ini, dengan dalih global warning (namun mungkin memang murni benar adanya). Rasa ingin tahu yang akhirnya mendapatkan tempatnya di tahun 2009 (bisa dilihat dari statistik blog saya), saat ini lagi dalam posisi AWOL (Absence Without Leave) a.k.a kabur. 

Di satu sisi saya merasa banyak tahu, di sisi lain saya merasa pengetahuan saya masih sangat sedikit. Saya pernah banyak membaca, saya pernah banyak menonton acara pengetahuan, saya juga sering browsing topik-topik baru di internet. Tapi saya sangat sedikit membagi pengetahuan saya itu. Kalau kata dosen saya, 
"Seseorang dapat dikatakan TAHU ketika dia bisa mengkomunikasikan pengetahuannya kepada orang lain.." ~Arsegianto
...berarti, saya tidak tahu apa-apa.

Jadi, apa yang harus saya lakukan? Saya tidak tahu. Saya juga tidak tahu harus apa, saya tidak tahu mau apa, saya tidak tahu bagaimana. Kalau teman saya bilang, mengutip perkataannya Betti Alisjahbana,
"Kamu mau dikenal sebagai orang yang seperti apa?"
..dan mengingat pepatah, "Manusia mati meninggalkan nama.."

..mau diingat sebagai Mona Luthfina yang seperti apa, Mona?

Ok, mungkin saya harus menghentikan racauan saya untuk saat ini.. Kasihan anak kesayangan saya, sekalinya disapa, malah diracau..

~ Mona Luthfina

7 comments:

  1. Sebagai korban pertanyaan dari "sudden quiz" mona siang tadi, jawaban aku rasanya jauh lebih meracau mon.. :p

    I miss you, beruang kerudung merahku :)

    ReplyDelete
  2. Eh nambah ah komentarnya, mumpung udah pertamax nih, gaaan..

    Blog mona dan mona itu yang dulu menginsprirasi aku buat bikin blog juga (inget kan mon?:p). Mona jg yang bilang, setelah kita semua lulus kuliah dan pisah, blog kita yang jadi sumber informasi kabar kita masing-masing. Entah keadaan bagus atau buruk. Keep writing, mon. Walaupun kita udah jarang ketemu, I can always spend 1 minute of my working time (ups mudah2an ga ketahuan orang kantor nih) to open www.monaluthfina.blogspot.com paling gak untuk tahu kabar terakhir mona :D

    ReplyDelete
  3. sama!! monaluthfina.blogspot.com yang pertama kali dibuka setiap pagi, bahkan sebelum email kantor ;p

    ReplyDelete
  4. Woh...hebat...kan lo dulu yang nyuruh nyuruh gue bikin blog kenapa sekarang malah gak mood sendiri...hihihihi...
    makanya jangan kebanyakan buka allkpop mon... :P

    Kita bikin buku aja deh... "orang-orang proyek" lo jadi editor...

    #omonganlamayanselaluberulang
    #siklusyangnampaknyaakansegeraberakhir....denganmenyesakkan...

    ReplyDelete
  5. @didi: baru inget kalo aku pernah bilang gitu.. hihihi... tengkyu diingetin..

    @eka: hohoho.. good.. good.. :P

    @restu: yuk... #jawabanygselaluberulang
    #siklusygnampaknyaberakhirtragedi

    what next, tu?

    ReplyDelete
  6. Gw juga dulu sering dikomentarin 'tukang ngeluh' mulu Mon. Tapi lama-lama bodo amat. Blog gw ini. :p And I think of it as a therapy, karena di akhir menulis keluhan gw selalu merasa lebih lega. Hihihi..

    ReplyDelete
  7. semangat monaaa. aku selalu menunggu posting terbarunya! keluhan ataupun tidak :)

    ReplyDelete