25.4.10

Cantik dan Mulia

Pagi hari ini, sarapan di rumahku (setelah sekian lama) dilakukan di meja makan, lengkap berempat (aku, Ibu, Bapak, adek) dan kedua tamuku, Nda dan Femmy. Mungkin karena sudah lama tidak melakukan "ngobrol sambil sarapan" atau memang karena menyambut Femmy yang sebentar lagi memasuki jenjang pernikahan, keluarlah semua cerita Ibu pagi ini. 2 jam saja.. hehehe..

Inti dari pembicaraan itu adalah bagaimana kita sebagai para wanita, calon istri, calon ibu, bisa menjalani kehidupan sebagai istri, ibu, dan wanita yang mulia. Random topiknya, dimulai dari cerita-cerita saat aku kecil sampai bagaimana menjadi ibu yang baik. Hari ini aku tidak akan menjelaskan tentang apa yang ibuku bicarakan tadi pagi. Tapi tentang perjalananku menjadi salah seorang wanita yang harapannya bisa mulia, memuliakan, dan dimuliakan, tentunya dari sudut pandangku. Ya sekalian mumpung masih dalam bulan Kartini. Hehehe..

Beberapa hari ini sering sekali membahas tentang peran wanita dalam rumah tangga. Sepertinya Allah sedang memberikan kesempatan padaku untuk mengingat kembali semua pelajaran yang sudah kudapat, sebelum diuji langsung di lapangan (dalam mata kuliah: Menjadi Ibu Rumah Tangga. Hehehe..).

Aku tidak mendapatkan kuliah ini di kampus, di sekolah, atau di institusi pendidikan manapun, jika ada pun, sangat sedikit jumlahnya. Aku tidak pula seseorang yang rajin mengikuti perkembangan emansipasi wanita di manapun berada, atau ikut-ikutan menjadi feminis, tidak pula itu. Aku juga tidak begitu tahu bagaimana perempuan lain belajar menjadi wanita mulia. Aku pun belum memahami dengan dalam tafsir ayat-ayat Al-Qur'an yang berhubungan dengan wanita. Tidak semua itu.. Aku hanya perempuan biasa yang belajar setiap harinya di universitas kehidupan, berusaha dan berdoa untuk lulus menjadi wanita shalehah, mulia, dan cantik di depan Allah. Amiin..

Nah, lalu darimana aku bisa ingat semua pelajaran itu? Setelah diterawang-terawang *hayah*, aku mempelajarinya tanpa sadar. Ibuku yang mendidikku langsung. Ibuku belajar dari ibunya, nenekku. Tidak dengan kata-kata, "Mona, Mona harus menjadi wanita begini, begitu, blablabla.." tapi dengan perilaku. Sejak kecil hingga aku hampir seperempat abad. 25 tahun dan masih terus konsisten memberikan contoh bagaimana menjadi seorang wanita mulia. Wuihh... memang tidak akan ada guru dalam mata kuliah ini yang mampu untuk mendidik kita seperti itu selain ibu kita sendiri. 

Aku mungkin tidak akan ingat kata per kata yang Ibu ucapkan tadi pagi, bagaimana menjadi ibu, bagaimana mengatur rumah tangga, dan sebagainya. Tapi aku yakin, pada saatnya aku bimbang dan gamang dalam peran itu, aku akan bertanya, "Apa yang akan Ibu lakukan jika ada dalam posisiku?" dan insya Allah aku akan tahu jawabannya. 

Begitu hebatnya peran seorang ibu dalam mendidik anak-anaknya, sehingga mereka tidak memerlukan ratusan atau ribuan kata untuk menjadikan anak mereka menjadi manusia mulia. Mereka (para ibu) dengan kegigihannya, keuletan, dan konsistensinya, mendidik anak-anak mereka dengan cara menjadi wanita yang mulia itu sendiri seperti ibu mereka dan ibu dari ibu mereka sebelumnya.  

Ibuku adalah wanita yang mulia dan cantik di depan Allah, begitu pula ibu dari ibuku. Semoga Allah menjadikanku semulia dan secantik mereka. Amiin... 

~ Mona Luthfina

P.S. Untuk para wanita mulia di seluruh dunia.. Semoga Allah menjaga dan menyayangi selalu. Amiin..
P.P.S. Postingan kali ini kembali ke gaya Mona bukan gaya Nda lagi... melow-nya distop dulu... huakhahaha.. 

8 comments:

  1. hah jadi Femmy mau nikaaah? wow wooww.

    ReplyDelete
  2. @didi: yeahhh... I'm back!!

    @batbatabatari: iyaaaa... Juni ini insya Allah

    ReplyDelete
  3. ditunggu tips2 menjadi pria, suami, dan ayah yang ganteng dan mulia, Mon. :D

    ReplyDelete
  4. @pradiphat: sippp.. *loh.. gimana sih, harusnya gungunlah yg cerita.. heran...

    ReplyDelete
  5. wow wow... ck ck ck...

    ReplyDelete
  6. ikutan restu.. wowowowowowowwwwwww :D
    *lari ah takut dicubit*

    ReplyDelete
  7. @restu&diah: hayah.. apasih.. gak jelas..

    ReplyDelete