1.6.09

Berhenti Berpikir

Mona apa kabar?

Beberapa hari ini banyak yang bertanya seperti itu. Hmm..

Jawaban standar, "Alhamdulillah, baik.."

Standar sih emang (aku mengakui kreativitasku dalam menjawab pertanyaan ini sedang buntu). Tapi, memang kondisinya lagi standar. Fisik, tidak sakit, tidak kurang tidur, tidak aneh-aneh. Mental, masih waras, masih tahu mana yang baik dan mana yang tidak baik (semoga). Hati, datar. Jiwa, tidak kosong (alhamdulillah), masih perlu banyak perbaikan sih tentunya. Secara umum, stabil.

Nampak tidak menarik. Huakhahahaha...

Standar tapi tidak juga ah (hayah, gak konsisten deh..). Fisik, mental, hati, dan jiwa memang sedang standar dan stabil. Tapi pikiran.. Masya Allah.. kayaknya lagi kebanyakan mikir deh. Nampak banyak hal yang menarik untuk dipikirkan atau setidaknya banyak hal yang berlomba untuk menarik perhatian otakku untuk dipikirkan pertama.

Banyak hal sampai-sampai berbagai macam kegiatan pasti sambil mikir sesuatu. Mau itu nonton TV, ngerjain kerjaan di kantor, makan, naik ojek, blogging, baca koran, baca majalah, mau tidur, tidur, bermimpi, bahkan saat aku ingin cuma diam, otakku pun memaksa berpikir.

Apa sih yang lagi dipikirin sama seorang Mona?

Banyak..

Kapan aku bisa mencoret daftar "54 unread books"-ku lagi, kapan bisa ke Baleendah lagi, rencana untuk bulan ini, rencana bulan Juli, rencana bulan Agustus, rencana bulan September, sampai rencana bulan Desember, kenapa paus biru disebut paus biru, kenapa langit Bandung tidak sebiru dulu, mau ambil S2 jurusan apa, apa yang benar-benar aku inginkan, apa aku benar-benar ingin S2, apa yang harus aku lakukan untuk pernikahan saudara-saudaraku, aku ke Jakarta gimana ya pas nikahan temanku, rencana keuangan bulan ini, harus bikin daftar belanja bulanan, pengen ngatur rumah lagi, pengen bikin perpustakaan kota, kenapa sinetron Indonesia gakda yang beres, kenapa seseorang bisa dibilang cantik dari tulisannya, kenapa aku sudah mulai ditanya "Kapan gilirannya?", yang membuatku berpikir, "Kapan giliranku?", akan bertahan sampai kapan di tempat kerjaku yang ini, apa yang harus kulakukan supaya bisa ke Turki, ada apa sih dengan Manohara, gimana caranya bantuin Ibu, kenapa setiap tujuh langkah aku selalu bertemu orang yang merokok, pengen beli kamera, dan segudang topik yang tidak berhubungan lainnya...

KEBANYAKAN MIKIR dan KEBANYAKAN PERTANYAAN!! Itulah aku.. Sejak dulu..

Stop thinking and just do it.

Ah, I should think where I could start.. Ahahaha.. [Ketawa miris: MODE ON]

Overload.

Tarik nafas. Diam. Paksa otakmu diam 10 detik. Tarik nafas. Mulai lagi dari awal. Satu per satu. It's gonna be ok, Mona. IT IS always gonna be ok!

Ok, mulai lagi..

Mona apa kabar?

"Alhamdulillah baik dan sedang asyik berpikir.."

Berpikir apa?

"Tidak, tidak lagi berpikir, berpikir tidak lagi cukup, aku harus bertindak.."

Bertindak apa?

"Melakukan semua yang aku pikirkan.."

Dimulai darimana?

"Dimulai dari..... melakukan apa yang harus dilakukan secepatnya.."

Apa itu?

"Membuat skala prioritas.."

Apa prioritasmu?

"Menetapkan mimpi."

~ Mona Luthfina berhenti berpikir sejenak

2 comments:

  1. take a deep breath..
    i've been dealing with that questions over and over again..
    hufffffffff semangaat.. don't think way too much

    ReplyDelete
  2. hehehe...gue juga gitu mon, terlalu banyak yang gue pikirkan, terlalu banyak yang pingin dilakukan, tapi binguuuuuuuung mau mulai dari mana! huhuuhuhu...

    wassalam

    ReplyDelete