21.3.09

Tetanggaku, Bude..

Sudah 19 tahun kira-kira aku dan keluargaku tinggal di rumah ini [daerah Pasteur]. Tetangga pertama kami adalah sepasang suami istri pemilik salon di seberang rumah, nama salonnya adalah salon Irma. Bapak Ibu memanggil mereka Pakde dan Bude. Aku pun ikut memanggil Pakde dan Bude. Karena aku tidak tahu nama Bude, aku berpikir namanya adalah Bude Irma, sesuai nama salonnya. Ternyata bukan, namanya adalah Bude Tatin (aku pun baru tahu kira-kira pas SMA). Oia, aku tinggal di sini sejak umur 4.5 tahun kira-kira.

Kalau ada yang bilang tetangga adalah keluarga tanpa ikatan darah, aku sangat setuju. Pakde Bude ini sudah melebihi tetangga, sudah kami anggap keluarga sendiri. Mereka tahu aku dan adek sejak kecil banget, mereka yang turut membesarkan kami. Tidak terhitung semua kebaikan yang mereka berikan kepada kami. Terutama Bude.

Bude sudah melakukan banyak hal untuk kami. Mulai dari potong rambut dari aku mulai kecil (salon langganan aku dan Ibu), bikinin ketupat setiap lebaran setiap tahun, dititipin bayar PLN, PDAM, Telkom (sebelum aku mengelolanya sendiri), dititipin rumah pas rumah kosong setiap harinya (kondisi ini sampai berbulan-bulan karena gak ada pembantu di rumah), yang langsung nelepon pas rumah ada maling, yang sukarela ngasih gula, bawang, atau cabe pas di rumah keabisan dan belum sempet ke pasar, yang nyariin tukang sampah, yang dengan sukarela ngeberesin taman depan rumah tanpa diminta (dan membuat aku jadi malu soalnya keliatan banget keteteran ngurus rumah), yang rumahnya setiap hari jadi tempat adek nunggu jemputan pas SD dan SMA, yang dititipin surat sama Pak Pos pas rumah lagi kosong, yang setiap hari nyapa aku dan manggilin ojek setiap mau kerja.. Kebaikan Bude dan Pakde tidak hanya terhadap kami tapi terhadap semua tetangga. Bahkan pada para pekerja perbaikan jalan, Bude tidak segan-segan membuatkan kopi hangat di malam hari hujan rintik-rintik.

Udah gak keitung lagi apa yang diberikan Bude sama kami, terutama aku dan adek. Bude telah menjadi keseharian kami. Hampir setiap pagi aku ketemu Bude, baik itu saat mau sekolah, kuliah sampai sekarang aku udah kerja. Bude Pakde dengan yang selalu tampak sehat (Pakde udah 80 tahun, Bude 73 tahun kira-kira, tapi penampilannya kayak umur 60 tahunan.. sehat banget..) mengalahkan kami yang muda-muda.

Lalu, ketika tadi jam 4 pagi aku ditelepon bahwa Bude sudah berpulang ke Rahmatullah, wajar yang muncul pertama adalah ketidakpercayaan, kemudian adalah penyesalan, setelah itu adalah kehilangan. Ketidakpercayaan karena aku selalu berpikir Pakde Bude adalah orang-orang yang sehat dan akan berumur panjang, penyesalan karena aku merasa belum pernah menengok Bude (yang memang baru saja masuk rumah sakit) karena kesibukanku dan seringnya aku keluar kota atau pulang malam, terakhir cuma bisa berbicara lewat telepon waktu hari Senin yang lalu, kemudian kehilangan karena jelas, Bude itu sudah ada di keseharian kami. Ketika sesuatu yang telah menjadi keseharian dan terbiasa akan itu lalu hilang, jelas rasa kehilangannya bisa lebih besar mungkin jika dibanding yang insidentil (ok, aku muter-muter jelasinnya..).

Ah... tak ada lagi yang menyapaku di pagi hari dan bilang, "Hati-hati." atau yang berpesan ama tukang ojek, "Ati-ati mawa motorna, ieu cucu nini.." (hati-hati bawa motornya, ini cucu nenek). Tak ada lagi yang siap kapan pun diminta potong rambut, atau tak ada lagi yang siap untuk membuat ketupat dalam porsi banyak di waktu yang sangat singkat.

Selamat jalan Bude, kebaikan-kebaikan dan cerewetnya Bude (hehehe..) pasti akan selalu kami kenang. Semoga Allah menerima semua amal ibadah Bude. Serta semoga Pakde, anak-anak, cucu, dan cicit Bude diberi kesabaran dan ketabahan.. Amiinn...

~ Mona Luthfina yang merasa bahwa tetangga seperti Bude gak ada gantinya..

3 comments:

  1. wah mon, pasti sedih banget yaa. gw aja yg baca ampe berkaca2.

    semoga pahala Bude diterima dan segala kesalahannya dimaafkan oleh orang2 biar tenang beristirahat di sisi Yang Maha Kuasa. amin..

    ReplyDelete
  2. Semoga arwah dan amalan beliau diterima oleh Tuhan YME, amien

    ReplyDelete