13.2.09

These Two Speechless Moments [again!!!]

Dalam perjalanan menuju rumah Pakde Min di Pondok Pinang, aku mendapat sms dari Bapak.

"Mona dan Naila, kl sdg gak sibuk, tlg baca blog bpk hari ini. Tx."

Biasanya kalau Bapak sms gini, berarti lagi cerita tentang anak-anaknya. Setelah aku buka, ternayta memang cerita tentang anak-anaknya, namun dalam bentuk yang sama sekali tidak aku bayangkan.

Jadi, Bapak cerita kalau Bapak menemukan surat yang Ibu tulis buat aku dan adikku. Ibu tidak pernah menyampaikan surat itu, dan tidak pernah pula bilang kepada Bapak tentang surat itu. Bapak tak sengaja menemukannya di tumpukan kertas yang sedang Bapak bereskan. Kebetulan, sebelum menerima sms dari Bapak, aku baru saja bertemu dengan Ibu di bandara. Aku yang baru pulang dari Makassar, dan Ibu yang baru akan pergi ke Hongkong buat seminar.

Hmm..

Begini suratnya..
Ananda Mona dan Naila tersayang.

Saat ini, Ibu baru saja selesai mengikuti sebuah training. Saat ini Ibu merasakan, betapa Ibu merasa banyak berdosa kepada kalian, karena kesibukan Ibu selama ini. Tapi, di sisa usia Ibu, Ibu akan berusaha mengejar dan memperbaiki kekurangan Ibu selama ini. Dari dulu, Ibu mencintai kalian apa adanya.

Bagi Ibu, saat-saat yang membahagiakan adalah saat melihat Ananda dekat dengan Allah, menyayangi Ibu dan Bapak, memahami apa yang selalu Ibu lakukan, terutama untuk kepentingan orang banyak, dan memaafkan Ibu dengan segala kekurangan Ibu. Ibu kini akan bersabar, terutama kepada Naila, sampai Naila tumbuh lebih baik, terutama di hadapan Allah. Sedangkan saat-saat yang kadang Ibu sesalkan adalah saat kalian tak menjalankan perintah Allah dengan baik. Tapi, Ibu akan memaafkan dengan sepenuh hati bila kalian berbuat kesalahan atau tidak memahami kedua orang tua kalian. Ibu dan Bapak sangat mencintai kalian berdua.

Ibu berjanji, wahai Ananda tersayang, akan selalu memahami dan memperhatikan kalian berdua. Maafkan Ibu dan Bapak. Semoga kita berempat (Ibu, Bapak, Mona, dan Naila), kelak bisa berkumpul di surga. Amin.

Semoga Allah memberi rahmat dan ridha-Nya untuk kita

Peluk cium sayang,

Ummie Wasitoh
Hohohohoho.. another speechless moment that related to my parents.. Ah, aku tak tahu mau berkomentar apa.. Karena di keluargaku, hubunganku dengan Ibu dan Bapak kebanyakan lewat berantem-beranteman, tertawa, atau pelukan.. Jarang sekali lewat kata-kata. Apalagi adek.. Haha.. Lebih speechless lagi daripada aku, jelas dibahas khusus.. Hehe..

Ibu gak tahu kalau Bapak nemu surat ini, apalagi tahu kalo Bapak ngepost surat ini di blognya (yang kemudian aku post juga. Hehehe..). Jadi inget tadi, pas ketemu Ibu di bandara..
"Ibu, doain mb mona ya.."

"Pasti dong.."

"Doain mb mona punya pacar.." (huakhahahahahaahha...)

"Kenapa? Mona lagi ada masalah dengan kecengan Mona ya?" (another huakhahahahahaha...)

"Hayah.. doain aja deh pokoknya.."

"Ya, Ibu doain biar mb Mona bisa ketemu jodoh kayak Ibu sama Bapak, ketemu terus gak lama-lama pacaran abis itu nikah.."

"Hehehehe.." (another speechless moment which is practically my fault cause I started this conversation first..)

Ah.. begitulah.. Ibu hati-hati.. Semoga Ibu selamat sampai balik lagi..

Luv, youu..

~ Mona Luthfina numpang ngenet di rumah Pakde Min..

2 comments:

  1. Semoga kita berempat (Ibu, Bapak, Mona, dan Naila), kelak bisa berkumpul di surga. Amin.

    hwaaaaaa mau nangisss bacanya :((

    ReplyDelete
  2. iya, aku smp deg2an bacanya..

    aku jg pernah dapet surat (kl ini ga pake sembunyi2, soalnya aku sama kakakku dpt surat yang persis sama) dari mama-papaku pas mereka ulangtaun pernikahan ke 25..huhu, speechless jg, krn aku ga pernah menunjukkan sayang ke mereka dengan kata2..

    ah, mana ya surat itu??cari ah..

    ReplyDelete