10.3.08

Makna Kelulusan [untukku]

*karena speedy di rumah mati nyala.. postingan ini baru bisa dibuat hari ini.. hehehe..*

Sabtu yang lalu, aku [akhirnya] wisuda. Alhamdulillah.. Seorang sahabat bertanya, "Gimana rasanya, mon?". Hmmm.. kalo dibilang seneng banget, iya seneng banget, tp bukan karena wisudanya, tapi karena syukuran wisuda yang dibuat MTI buat kita [cerita tentang ini di postingan yang lain ya..], dibilang lega, lebih lega pas selesai sidang dan dinyatakan lulus oleh Bu Rajes. Tapi, memang perasaan lega dan seneng banget itu tetap ada.

Aku lebih merasa senang karena Ibu Bapakku akhirnya melihatku wisuda, senang karena mereka bahagia bisa melihat anaknya lulus, senang karena aku wisuda bersama teman-temanku, senang karena banyak orang yang berbahagia karena kelulusanku, senang karena akhirnya aku bisa membuktikan kalau aku bisa lulus [pada akhirnya.. hehehe...]

Aku lebih merasa lega karena setelah berbulan-bulan ketidakjelasan akan TA-ku, akhirnya bisa selesai juga, lega karena 4,5 tahun bisa berlalu juga, lega karena aku bisa lolos dan lulus [soalnya susah juga proses untuk lulus ini], lega karena aku tidak sekali lagi mengecewakan orang tuaku karena gak bisa wisuda [seperti pas bulan Juli dan terutama bulan Oktober yang lalu], lega karena akhirnya aku punya bekal untuk menentukan masa depanku sendiri..

Lulus adalah satu perubahan bagiku.. satu bekal bagiku.. satu perpindahan dari jenjang yang satu ke jenjang yang lain.. Lulus adalah saat dimana aku sudah mulai berdiri sendiri, merencanakan masa depanku, menapaki hidup yang baru, terjun langsung ke dunia nyata dengan semua hak dan kewajiban, dengan semua resiko dan konsekuensi dari tindakan yang aku ambil.. Lulus adalah penetapan bahwa saat ini, "salah" adalah kata yang harus dihindari, "tanggung jawab" adalah kata yang mutlak harus dimiliki, dan "berusaha" adalah kata yang seharusnya terjadi. Lulus adalah status yang merubah kondisiku, tidak lagi menjadi anak emas [baca: mahasiswa] yang masih bisa salah dan seenaknya, tapi sudah menjadi bagian dari masyarakat dunia yang HARUS memberikan kontribusi, dalam bentuk apapun.

Lulus terdengar menjadi mengerikan.. Hmmm.. tidak juga, karena aku tidak lulus sendiri, karena aku tidak hidup sendiri, karena aku tidak menghadapi dunia nyata sendiri, karena proses belajar itu tidak akan pernah berhenti hanya dengan kata "lulus", dan karena aku masih memiliki orang-orang yang aku sayangi dan menyayangiku yang mendampingiku di awal kehidupanku.. Lulus bukanlah hanya sebuah akhir dari satu masa, tapi juga awal dari masa yang lain. Aku pasti bisa, kami pasti bisa, karena kita telah terbiasa "lulus" dari suatu hal dan memulai hal yang lain.

Di hari itu, saat aku melihat diriku di cermin, dengan kebaya dan toga.. yang aku lihat adalah orang yang [harus] siap untuk menapaki kehidupan.. dan aku berbangga karenanya.. dan aku bersyukur pada Allah karenanya.. dan aku berdo'a semoga aku bisa menjalani kehidupanku dengan tulus dan melakukan semua karena Allah. Alhamdulillah..

1 comment: