14.7.15

Satu Dasawarsa dalam Kata

Baru saya sadari, blog saya ini sudah berusia sepuluh tahun. Selamat ulang tahun yang ke-10, wahai blog saya!

Sepuluh tahun. Semakin ke sini semakin terlantar. 

Walaupun begitu, blog ini adalah media yang cukup istimewa bagi saya. Saya sudah menulis di blog ini bahkan sebelum saya memiliki akun Facebook, Twitter, Tumblr, Wordpress, Instagram, Livejournal, apalagi Path. Sepuluh tahun lalu, Google belum mengambil alih banyak kehidupan sosial saya di dunia maya. GMail pun masih cukup eksklusif (Yahoomail lebih meraja ketika itu). Tol Cipularang baru beberapa bulan disahkan. Bisnis pool-to-pool travel mungkin masih dalam kandungan. Kereta api Jakarta-Bandung masih berjaya (sebelum kehilangan pamor dan kemudian naik lagi pamornya). Jembatan Pasupati baru diresmikan. Bandung di akhir pekan pun belum terlalu ramai. 

Sepuluh tahun. Begitu banyak hal yang terjadi. Perubahan terjadi baik nyata maupun kasat mata. Perubahan yang jauh lebih signifikan dibanding sepuluh tahun sebelumnya. Melihat ke belakang, perubahannya cukup membuat saya sedikit terhuyung dan ingin segera rebah. Sepuluh tahun lalu, tak terpikirkan saya akan berada di posisi seperti sekarang. Tak ada rencana akan menjadi saya yang seperti saat ini. Begitu banyak hal yang terjadi. Hal yang membuat situasi dan kondisi menjadi lebih baik dan juga lebih buruk. 

Blog ini telah menemani saya selama sepertiga usia saya. Membaca postingan lama saya di blog ini, saya tahu bahwa perubahan juga terjadi pada diri saya. Tapi pun, ada hal-hal yang justru tidak berubah, bahkan saya rindukan dari diri saya sepuluh tahun yang lalu. Terkadang memang perlu melihat diri kita di masa lalu untuk memahami atau menghadapi diri kita di masa kini dan masa depan. 

Saya sungkan untuk berjanji kembali aktif mengisi blog ini. Sepuluh tahun ini mengajarkan saya bahwa ada hal-hal yang lebih nyaman untuk disimpan sendiri dan tidak untuk dibagi lewat media publik semacam ini. Internet membuka banyak hal, hal baik dan hal tidak baik. Saat ini Internet lebih sering menjadi semacam kebisingan dalam hidup saya. Membuat saya enggan untuk ikut membisingi dunia yang lebih bising dari pada dunia yang terlihat oleh mata.

Cobaan dan ujian dalam hidup itu akan selalu ada, akan selalu dipertanyakan, dan takkan pernah ada habisnya untuk ditelaah. Semoga blog ini akan selalu bermanfaat dalam mewadahi itu semua. Untuk sepuluh tahun yang lalu dan yang akan datang. Semoga tetap setia menulis, biarpun tulisan itu tak perlu dibaca khalayak ramai.

Salam, 

 ~ Mona Luthfina