18.1.14

Karyawati dan Pelacur

“Saya menyadari bahwa seorang karyawati lebih takut kehilangan pekerjaannya daripada seorang pelacur akan kehilangan nyawanya. Seorang karyawati takut kehilangan pekerjaannya dan menjadi seorang pelacur karena dia tidak mengerti bahwa kehidupan seorang pelacur menurut kenyataannya lebih baik dari kehidupan mereka. Dan karena itulah dia membayar harga dari ketakutan yang dibuat-buat itu dengan jiwanya, kesehatannya, dengan badan, dan dengan pikirannya. Dia membayar harga tertinggi bagi benda-benda yang paling bernilai rendah. Saya tahu sekarang bahwa kita semua adalah pelacur yang menjual diri dengan macam-macam harga, dan bahwa seorang pelacur yang mahal jauh lebih baik daripada seorang pelacur yang murahan. Saya pun tahu, bahwa apabila saya kehilangan pekerjaan, apa yang hilang itu hanyalah gaji yang kecilnya menyebalkan, hukuman yang sanksinya saya dapat baca tiap hari di dalam mata para pejabat eksekutif yang tinggi apabila mereka memandang kepada para karyawati yang pangkatnya lebih rendah, tekanan yang menghinakan dari tubuh laki-laki terhadap tubuh saya apabila saya mengendarai bis, dan sedang berbaris dalam barisan pagi hari di muka kamar kecil yang terus-menerus penuh pengunjungnya.“ 
~Firdaus dalam ‘Perempuan di Titik Nol‘, Nawal el-Saadawi.

Salam,

~Mona Luthfina

No comments:

Post a Comment