10.9.11

Bercerita tentang Perpisahan

Saya penikmat cerita. Bagi saya, dunia adalah buku cerita yang begitu tebalnya dan tak habis untuk dibaca. Ceritanya masih terus ditulis sampai Yang Kuasa Menghendaki cerita ini selesai. Tamat. The End.

Hari ini satu acara membuat saya hampir menangis. Ceritanya hampir selesai, sebentar lagi berpisah. Hati saya merasakan kesedihan. Sudah lama saya tidak merasakan perpisahan. Mengingatnya ternyata ada baiknya.
Setelah seperempat abad lebih menulis cerita di bumi ini, sudah banyak cerita yang dimulai dan berakhir dalam hidup saya. Teman datang dan pergi, namun di hati saya mereka tidak benar-benar pergi. Mereka tetap teman saya.

Saya ingat sepupu saya dua bulan lalu pamit mau tugas budaya selama dua bulan di luar negeri. Saya juga ingat salah satu teman baik saya sebulan lalu pamit ke Turki untuk Summer School. Sekarang? Dua-duanya sudah pulang. Tak terasa sama sekali..

Di satu sisi.. Sahabat saya tinggal cuma beda 130 Km dengan saya (Jakarta), sepupu saya tinggal sekota dengan saya.. Tapi toh, 3 bulan sekali belum tentu saya bertemu mereka. Jadi, berpisah secara fisik bagi saya sekarang ini tidak benar-benar berpisah lagi. Thanks a lot internet! Hehehe..

Saya lupa rasanya sedih dan menangis karena perpisahan itu seperti apa. Terakhir sepertinya saat wisuda teman-teman saya, Juli 2007.

Minggu lalu, tante saya meninggal. Tante saya ini adik nomor 8 dari ibu saya, kanker payudara. Saya lebih sering bertemu tante saya ini dalam setahun ini dibanding 25 tahun sebelumnya. Seminggu ini, setiap hari selalu ada momen yang membuat saya teringat tante saya ini. Tidak, saya tidak begitu banyak juga menghabiskan momen dengan tante saya ini. Tapi ada satu rasa yang berkata, "Ah.. Bu Anis udah gak ada lagi yah.. Sigh.."
Ibu saya ini 10 bersaudara. Kesepuluhnya dekat semua. Setiap berkumpul, saya selalu menghitung dan berkata, "Ih kok miriiip sih.." atau "1.. 2.. 3.. 4.. 5.. Wow.. Hari ini ada 5 orang.." atau "Hwuaaa.. Hari ini lengkap.."

Banyaknya saudara ibu dan rukunnya mereka selalu berhasil membuat saya kagum. Nampaknya kini saya tidak akan pernah bertemu momen dimana mereka lengkap bersepuluh lagi.

Ini perpisahan juga kan ya..

Saya tidak menangis saat menerima berita itu. Saat itu.. Saya merasa kehilangan dan pikiran saya saat itu sederhana, ah.. Ini mungkin salah satu rasanya memiliki keluarga.. Di saat kita kehilangan. Hmmm.. Sulit untuk dijelaskan..

~ Mona Luthfina

1 comment: