28.4.08

Huuuuuhhhh... so many things to do, so little time to have...

Yasud, daripada waktunya abis buat ngeluh, kerjain aja satu-satu.. nanti juga beres sendiri.. Hehehe..

23.4.08

Restu Ibu

Kalau seorang Ibu sudah gak merestui, biasanya selalu disusahkan jalannya sama Allah.

Hehehe...

Jalanku dalam status jobseeker ini nampaknya disusahkan oleh Allah karena Ibu gak merestui aku mencari kerja saat ini. Sebelum aku mengaji.

Jadi, daripada bete berlebihan, lebih baik belajar ikhlas dan pasrah. Toh yang diinginkan oleh Ibu juga baik kok. Semoga bisa manusia yang ikhlas. Amiinn..

21.4.08

Memutuskan untuk Berhenti Sejenak

"Setelah lulus mau apa?"

"Cari kerja, setelah dua tahun ambil S2 di luar negeri."

JAWABAN STANDAR!!!!

Hehehe... Setelah dipikir-pikir, anak ITB, terutama anak TI, khususnya anak TI 2003 kalo ditanya pertanyaan di atas, jawabannya ya jawaban yang di atas juga. Hehehe.. Dan memang pada akhirnya, banyak yang kemudian melakukan persis seperti jawaban di atas. Cari kerja, lalu ambil S2. Tak luput, aku pun selalu menjawab seperti itu. Huakhahaha...

Setelah sebulan lebih 13 hari lulus, berstatus jobseeker, dan mengikuti beberapa wawancara (tepatnya dua wawancara psikolog dan satu wawancara HRD), membuatku sadar bahwa jawaban "Cari kerja dan ambil S2 setelah 2 tahun" itu menjadi tidak cukup lagi. Malah jawaban seperti ini membuatku nampak akan tidak loyal pada perusahaan. Kalau mau keluar dan S2 dua tahun lagi, ngapain kerja sekarang? Artinya, kalo dari sisi perusahaan, "Kalo lo mau cabut dua tahun lagi, ngapain gw nge-hire lo?".. begitulah kasarnya..

Lagian, kenapa jawabannya harus seperti itu sih? Aku juga gak tau.. Aku berencana abis lulus kerja lalu ambil S2 dua tahun kemudian (padahal gak tau mau ngambil S2 apa) ya karena teman-temanku pun jawabannya itu. Nampak sudah umum aja jawaban itu.. Save Answer!! Setelah dipikir, direnungi, ditilik, ditimbang, dan diputuskan.. Aku pun masih gak tau mau kerja di bidang apa, mau ngambil S2 apa, mau kerja dimana, mau ngapain 5 tahun lagi, mau ngapain 10 tahun lagi. Intinya, aku masih belum punya rencana.. Huakhahaha.. Balada Fresh Graduate!!

Aku hanya punya mimpi, yaitu menjadi ibu yang cerdas, yang punya usaha yang terkait dengan buku (toko buku misalnya) dan punya perpustakaan khusus anak dimana-mana di Indonesia, bisa kerja di rumah, jadi bisa sekalian mendidik anak, dan bisa traveling baik di Indonesia maupun dunia TITIK.

Nah, yang aku belum punya adalah apa yang aku lakukan supaya bisa mengubah diriku saat ini menjadi aku yang seperti ada dalam mimpi di atas. Yang aku lakukan sekarang adalah mengikuti trend yang ada di sekitarku, yang dilakukan teman-temanku, yaitu mencari kerja. Jadinya, cari kerjanya pun tak terarah. Huakhaha.. miris sekali...

Akhirnya, karena meneruskan mencari kerja tanpa arah membuat mimpiku bukannya makin dekat malah makin jauh, aku memutuskan berhenti mencari kerja (untuk sementara) dan mengikuti perintah ibuku. Mengaji. 3 bulan. Di Jogja. TITIK LAGI.

Ngaji?!?!? Gak salah, Mon? Lulusan TI ITB kerjanya ngaji? Kenapa enggak? Aku diajari dan meyakini bahwa agama adalah dasar dalam menjalani kehidupan. Dalam kondisi apapun, agama adalah sesuatu yang mengontrol kita supaya tetap dalam track menuju surga. Hidup kan tak hanya untuk di dunia, tapi juga untuk akhirat. Jadi, mumpung waktunya masih fleksibel, kenapa tidak? Begitulah kira-kira yang aku dapat dari Ibuku saat membujukku untuk mengaji.

Kenapa di Jogja?

Supaya jauh. Dari Bandung dan Jakarta. Dari kehidupan kota besar. Dari akses pencarian kerja (bukannya di Jogja gak bisa, tapi di Bandung atau Jakarta memang cenderung lebih mudah). Supaya fokus. Karena kalau ngaji di Bandung atau Jakarta, pikiran yang dicurahkan untuk mengaji hanya sisa dari sisa dari sisa dari sisa pikiran yang dicurahkan untuk hal lainnya. Supaya bisa belajar kesederhanaan dan keikhlasan. Karena di Jogja, lebih bisa belajar tentang kesederhanaan dan keikhlasan daripada di Bandung atau Jakarta.

Ya.. begitulah.. Mudah-mudahan niat baik ini terlaksana dengan lancar. Amiiinn..

Sementara 3 bulan mengaji, aku akan mencari dan merencanakan hidupku di kemudian hari. Membuat arah dan panduan, sehingga aku tahu aku cocok di bidang apa.

Begitulah..

P.S. Kalau kata psikolog yang wawancara buat Telkomsel, aku cocoknya kerja di Social Services.. Hehehe..

18.4.08

Antara Sisi dan Kita

"You know what music is? It's God's little reminder there's something else
besides us in this universe." ~Wizard in August Rush


Seperti yang kita selalu ketahui, uang itu pasti memiliki dua sisi. Tak hanya uang yang memilki dua sisi, tapi juga manusia, juga masalah, juga kehidupan, juga kebahagiaan. Bahkan tak hanya dua sisi, kesemua itu terkadang (dan seringnya) memiliki banyak sisi. Kita, sebagai manusia cenderung memilih dan memihak pada satu sisi. Salahkah? Tentu tidak.. Toh itu hanyalah sebuah sisi. Namun, kadang saat kita telah memilih satu sisi, kita kemudian memutuskan bahwa sisi yang lain adalah salah. Nah, disinilah (yang menurutku) kemudian menjadi salah. Karena sesuatu hal yang sedang kita amati saat itu, terbangun dari berbagai macam sisi yang belum atau tidak kita ketahui semuanya.

Membingungkan?

Sederhana.. Ambillah suatu saat dimana kita sedang dihadapkan pada suatu masalah. Biasanya kita secara otomatis akan memihak pada sisi yang pertama kali kita dengan sudut pandangnya. Jangan. Akan lebih baik jika kita 'mundur' sesaat, mencoba mendengar sisi yang lain, sebelum kita mengambil suatu kesimpulan atau keputusan. Sehingga, kita bisa dengan bijak menilai akan diapakan masalah tersebut.

Njelimet?

Ya.. tentu saja.. Masalah sisi ini yang selalu menjadi akar masalah dari setiap masalah. Keberpihakan dan keputusan secara sepihak. Untuk itu, semoga kita semua menjadi orang yang bijak, dengan melihat segala sesuatunya dari setiap sisi, dari setiap sudut, dari setiap pihak yang ada, sehingga kita tidak terjebak dalam sisi yang salah.

Apa hubungannya dengan quote di atas? Tidak ada.. Hehehe..

15.4.08

Addicted to Books

Setiap ke toko buku, gak bisa gak beli buku.. Padahal buku yang belum dibaca udah numpuk banget mengantri untuk dibaca.. Tapi teteup aja kalo ke toko buku.. Gak bisa gak beli buku..
Ada yang tau obatnya?