30.8.07

Green Green Grass


Tiba-tiba merasa sangat senang..
Pada awalnya sih biasa aja, gakda perasaan aneh... Malah mungkin cenderung meratapi diri sendiri, biasa, melihat rumput temen lebih ijo daripada rumput di rumah. Hehehe... Tapi, tiba-tiba merasa senang, dan merasa semua kebahagiaan menjadi masuk akal, dan tidak iri lagi..

Diiringi ama lagunya Michael Buble yang "Everything"..
Hari ini Enk ulang tahun, happy birthday unkie.. :P Ei diterima di BCG.. Eka udah tahap offering di Total.. Besok Nda sidang.. 2 minggu lagi Ichan ke Inggris.. Femmy konon akan melakukan suatu perubahan drastis.. *oops..* Ibu Bapak Adek sehat semua... Bentar lagi ada saudaraku [lagi] yang mau nikah.. Anak-anak TI'o3 banyak yang mau sidang.. Semua nampak baik, dan banyak berita bahagia.. Mungkin dampak Ramadhan mulai lebih awal kali ya...

I'm happy...

Dan bahkan aku senang pada hal kecil, gara-gara abis beli map baru dan puas banget ngehias-hiasnya.. Hehehe.. Yupe... I'm happy..

Alhamdulillah.. Semoga kebahagiaan akan selalu menyertai kita semua di dunia...Amiinn..

"The grass may be greener on the other side, but it's just as hard to
cut." - Little Richard

Hmmm... btw, daripada mikirin rumput orang lain ijo atau enggak, mending kita mikir dan bikin rumput kita sendiri jadi lebih ijo dari rumput manapun yang ada di dunia.. Hahaha..

23.8.07

Langit Sekali Lagi

Aku selalu suka melihat langit. Birunya, awannya, kelabunya, mendungnya, cerahnya, semuanya. Setiap melihat langit seperti disadarkan kalau Allah itu Maha Besar dan kita ini sangat kecil di hadapan-Nya. Melihat langit seperti disadarkan kalau di bawah langit yang sama ada banyak orang yang bernasib tidak sama denganku, entah lebih beruntung, entah lebih merana. Melihat langit jadi selalu mengingatkanku untuk bersyukur, karena semua orang dengan kadar keberuntungannya masing-masing hanyalah sangat kecil di hadapan Sang Pencipta langit biru. Semua manusia itu sama.

Langit menjadi objek yang menenangkan saat hati gundah entah mengapa, saat badan sangat lelah, dan saat pikiran sedang kacau. Apalagi jika saat melihat langit, kita sedang di bawah pohon yang rimbun, kilasan langit di antara rimbunnya dedaunan akan semakin menenangkan.

Dengan melihat langit, disadarkan, bahwa harapan itu selalu ada, Allah telah menciptakan langit begitu luas, seluas kesempatan dan peluang yang disediakan untuk manusia. Melihat langit, seperti diingatkan untuk tidak cepat menyerah dan terus bermimpi dan berusaha untuk mencapai mimpi-mimpi kita. Langit adalah bukti luasnya dunia kita dan bukti kebesaran Allah.

Hari ini kumelihat langit mendung, tapi aku yakin, walaupun langit mendung tapi harapan, kesempatan, dan peluangku di dunia tidaklah mendung.

13.8.07

Menunggu Antrian Datang

Dua hari di Jakarta aku mendapatkan banyak hal, terutama soal keluarga.
Jadi begini.. Aku dilahirkan di keluarga yang cukup besar, Ibu 10 bersaudara [komplit], Bapak 10 bersaudara [tinggal 7]. Dari keluarga Ibu, ada sekitar 26 cucu [blm ngitung lagi], dari keluarga Bapak, 15 cucu.

Sekarang mau cerita tentang keluarga dari Bapak. Dari 15 cucu, cucu laki-lakinya cuma ada 2 orang, mas Hilman dan Akif.

Here's the thing. Aku lahir di keluarga turunan kyai. Jadi, banyak kyai di keluargaku. Sampai generasi Bapak, hampir semua belajar agama di pesantren. Sistem belajar ngajinya aja masih yang pake dipukul pake rotan kalo salah baca. Alhasil, bacaan Qur'an anak-anaknya mbah Kung ini emang fasih semua. Tanya aja Bapak [yang lagi males ngeblog] atau Om Amin [yang lagi rajin ngeblog]. Hehehe..
Selain itu, ambil contoh Bapak ya.. ngerti bahasa Arab dan cukup mengerti kalau ditanya soal peragamaan. Itu baru Bapak, belum para Mbah seperti Mbah Us, Mbah Sun, Mbah Fur, dan Pakde Maftuh. Juga para bude, seperti Bude Farid, Bude Hindun, atau Bude Maria yang jago Qari. Biar lebih kebayang, kami lahir dengan background NU yang sangat kental. Wuiihhh kental abis... PKB is our party. Hehehe..

Selama ini, Alhamdulillah, kalau lagi ada pertanyaan soal agama, sejarah Islam, budaya Islam, bahasa Arab, dsb, tinggal turun ke bawah [kan kamarku di lantai atas], ke kamar kerja Bapak, trus tinggal...
"Bapak, kalo ..... maksudnya apa ya?"

Kalo lagi di Jakarta, bisa dengan mudah bertanya,
"Pakde, kalo haji itu ngapain aja?"
"Kenapa saksi pernikahan itu gak boleh perempuan?"
[btw, untuk pertanyaan ini, jawabannya: Emang dari sananya.. Hu3x.. Still curious about the logic answer.. Hehehe...]

Nah, kemaren, saat menyaksikan akad nikah saudaraku, melihat Mbah Makhrus jadi saksi, Pakde Maftuh ngasih nasehat pernikahan, Mbah Maghfur bagian do'a.. [ini paket di keluarga kami kalau ada pernikahan. Hihihi.. ] i've been wondering til now.. Siapa yang akan meneruskan jejak mereka ya...

Yang menuntun kami para cucu bandel ke jalan yang benar dan Islami, yang menjawab semua pertanyaan-pertanyaan kami, yang tahu banyak soal agama, yang menjadi paket selanjutnya kalau ada pernikahan. Sebenernya jawabannya jelas sih, ya KAMILAH.. siapa lagi...

The thing is, kami tidak seperti mereka. Tentu. Terutama dalam peragamaan. Ambil contoh, ya aku sendiri. Aku belajar ngaji gak pake rotan, ngaji sangat gak rutin, masih suka ngebantah Bapak Ibu, susah dibilangin, pengetahuan agama minim, kondisi spiritual sesekali terutama kalo abis ESQ, tapi abis itu bandel lagi, shalat sering tidak khusyu, berdo'a seperlunya, sering bikin dosa tapi jarang tobat, wah jauuuuh deh..

Kami yang seperti inilah yang menggantikan mereka. Di antara lamunan saat akad nikah kemarin, terpikir..
"Wah, gimana dengan anak cucu kami nanti ya..."

Melihat semua saudara2 cewekku di sekeliling, akan menjadi Ibu seperti apakah kami. Bagaimana kalo anak cucu kami tidak seberuntung kami sekarang. Sementara antrian pernikahan sudah mulai di generasi kami. Cepat atau lambat akan ada generasi baru, udah ada sih, tuh si Hanna. Hehehe.. Harus mulai dari sekarang untuk membenahi iman. Sebelum terlambat. Ayo adek-adekku [adek, akif, icha, fika, uzie, dan tentunya sifa yang masih 1,5 tahun. Hihihi...], kalian juga siap-siap ya...

11.8.07

Rutinitas Pesta

Besok Minggu, salah satu saudara [lagi] dari keluarga besar Bapak ada yang menikah di Jakarta. Pagi ini sibuk ngulik-ngulik lemari, mikirin mau pake baju apa. Setiap ada acara nikahan [dan ini sering banget, terutama karena saudaranya banyak banget], pasti melalui proses mencari baju. Aku, Ibu, dan adek. Kalau bapak sih, paling gampang, cari aja batik di lemari, masukin koper, siap berangkat deh..

Nah, kalo aku, ibu, dan adek, para wanita di rumah ini, seperti cewek-cewek pada umumnya, melalui proses yang jauh lebih lama dibanding Bapak.

"Mbak Mona pake yang mana ya, Bu?"
"Pake yang ini aja.."
"Tapi itu baru dipake kemaren.."
"Yaudah, yang itu aja.."
"Kalo adek yang mana?"
"Yang kemaren baru beli aja.."
"Ibu lebih cocok pake yang ini atau yang ini?"
"Yang itu deh kayaknya.."
"Duh, kerudungnya apa ya.."
"Yaaaahhh..kok kerudungnya gak nyambung.."
"Bawahannya apa?"
"Sepatunya apa?"
"Bawa tas yang mana?"

Hayah, ribet...
Hahahahaha.... dasar cewek, gini nih kalo mau kondangan. Ribetnya setengah mati. Hehehe.. Dari semua jenis pakaian untuk ke pesta pernikahan dsb, kita biasanya mentok pake kebaya dan gak pernah bosen pake kebaya. Baju asli Indonesia ini selain keliatan resmi juga punya corak, warna, dan model yang macem2. Jadi gak pernah bosen. Lagian, kalo pake kebaya, berasa jadi anggun [bukan anggun c. sasmi]. Hehehe...

Sip, kebaya udah dipilih, kerudung dah dipilih, tas siap, sepatu siap.. Siap deh gerombolan cewek-cewek pergi ke kondangan.. hihihihi...

9.8.07

Seperti Kupu-Kupu yang Bertebaran

"Hari kiamat. Apakah hari kiamat itu? Tahukah kamu, apakah hari kiamat itu? Yaitu hari, dimana seluruh manusia seperti kupu-kupu yang bertebaran. Dan gunung-gunung menjadi seperti bulu yang dihambur-hamburkan. Dan adapun orang yang berat timbangannya. Maka ia dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangannya. Maka tempat kembalinya adalah Hawiyah. Dan tahukah kamu, apakah Hawiyah itu? Yaitu api yang panas." QS Al- Qaari'ah ayat 1 - 11.
Semalam ada gempa di Indramayu. Sekitar 7 SR. Getarannya terasa sampai Bandung. Aku dan adek lagi internet-an di kamar sekitar jam 12-an itu. Pertamanya dipikir ada maling, tapi kok keras banget. Lama-kelamaan, semua lampu di rumah [yg ngegantung] bergoyang-goyang. Rumahnya juga goyang-goyang. Walaupun di rumah sering ngerasain gempa, biasanya gak pernah segitunya getarannya. Padahal, getaran gempa di Bandung cuma seperberapanya dari getaran yang di pusat gempa. Namun, tetep aja semalem ikut panik dan takut. Kalo ni rumah tiba-tiba ambruk gimana. Mana selain kita berdua gakda yang nyadar.

Semua pikiran berkelebat, kalo ni rumah sampe ambruk, trus kita semua ditakdirkan untuk meninggal tadi malam gimana. Takut.. Harusnya gak boleh takut sama kematian ya.. Tapi memang takut. Ya Allah, masih banyak banget dosanya..
Astaghfirullah...Gak kebayang pas kejadian-kejadian di dekat pusat gempa langsung. Seperti gempa di Yogya atau di Aceh. Gimana rasanya ya? Mungkin memang seperti kupu-kupu yang bertebaran. Atau jika kiamat datang esok hari atau satu jam lagi atau satu detik lagi. Sudahkah kita siap?

Huhuhuhu.....Takut..

8.8.07

Bali yang Penuh Warna

Ini lagi di Pasar Ubud, liat-liat lukisan bareng adek. Difoto oleh [dek] Ika.
Paling enak emang ya kalo jalan-jalan bareng ama fotografer. Hehehe.. Liburan ke Bali kemaren, kami sekeluarga ditemenin ama suami istri ini. Mereka ini sepupuku.. dua-duanya arsitek, dua-duanya fotografer. Jadinya, foto selama liburan 6 hari bisa dapet sekitar 800 foto. Huakhahahaha...

Mereka itu emang berdomisili di Bali, jadi selama kita di sana, kita bisa tau mau kemana, makan di tempat yang halal dan enak itu dimana, kalo belanja bisa nawar ampe berapa, dsb. Seru deh..

Jadi..jadi..hari ke-3 sampe ke-6 ditemani oleh mereka ini. Ngapain aja selama 4 hari?

Ubud - Sukawati - Tanah Lot - Ubud [lagi] - Monkey Forest - Kintamani - Danau Batur - Tirta Empul - Pasar Ubud - Kuta Square - Sanur - Liat terumbu karang di Sanur - Canoeing - Denpasar

Fiuuhhhh.... capeknya..tapi sangat puas dan menyenangkan. Setiap harinya penuh dengan cerita-cerita menarik. Bali itu sangat beragam. Setiap sisi pulau tersebut adalah warna yang berbeda. Sepertinya, kita gak akan pernah bosan kalau pergi ke sana. Kalau pergi ke tempat baru, jelas akan dapat suasana berbeda, walaupun objeknya sama. Pantai di Kuta beda dengan pantai di Sanur, beda lagi dengan pantai yang di Dreamland. Pasar Sukawati beda dengan Pasar Ubud. Tebing di Tanah Lot beda dengan tebing di Uluwatu. Pokoknya, setiap tempat di Bali punya keunikan masing-masing.

Bahkan, sepanjang perjalanan, pindah dari suatu tempat ke tempat lain, kita pun gakkan pernah bosan. Dengan gunung-gunungnya, sawahnya, penduduknya, rumah-rumahnya, sampai ke layang-layangnya. Kalau kata Ibu, di Bali, semua rumah kok kayak museum. Hehehe.. Kayaknya emang satu pulau, semua penduduknya emang didedikasikan untuk pariwisata. Hehehehe...

Heran, dulu kok gak pernah tertarik kalau diajak ke Bali. Eh, sekarang malah pengen lagi..

Entah kapan lagi bisa ke sana [dengan semenyenangkan kemarin]. Hmm.. kapan lagi bisa liburan seperti kemarin. Liburan panjang, tanpa peduli dengan rutinitas yang biasa dilakukan. Menikmati tempat yang sangat berbeda dengan yang biasa ditinggali, beserta semua keunikannya.

Hmmm...melancong itu memang sangat menyenangkan.. Hehehehehe...

P.S. Untuk 4 hari terakhir di Bali, terima kasih banyak buat [dek] Ika, [dek] Mpri, dan Pak Dewa yang udah nganter kemana-mana setiap hari. =D
Foto-foto bisa dilihat di sini.

6.8.07

Bali, Indonesia atau Indonesia, Bali?

Bapak berkata bahwa ada yang berkata,

"Saat Tuhan menciptakan tataran Sunda, Tuhan sedang tersenyum, saking indahnya tataran Sunda. Namun, ketika Tuhan menciptakan pulau Bali, Tuhan sedang tertawa terbahak-bahak, karena pulau ini saaaaannnngaaaattt indaaahhh.."
Bulan Agustus ini, dimulai dengan jalan-jalan ke Bali sekeluarga. Hehehe... Liburan ini emang udah direncanain dari akhir tahun lalu. Trus kebetulan dapet tiket gratisnya Air Asia yang sejuta tiket di awal tahun 2007, kebetulan Ibu lagi ada simposium di Bali, kebetulan aku dan adek lagi libur. Yasudah.. Pergilah kami berempat ke pulau dewata ini. Terakhir ke Bali itu tahun 1997, setelah itu, gak pernah tertarik kalau diajak Ibu Bapak ke Bali. Semua kenangan tentang Bali 10 tahun yang lalu, hilang tak berbekas. Hehehe... Setelah sepuluh tahun, akhirnya kami ke Bali lagi.

Menjejakkan kaki di Bali, langsung setuju dengan pernyataan di atas. Bali itu sangaaaaaat indah. Komplit banget deh kayak timbel komplit. Hehehe... Pulau ini punya laut, gunung, danau, yang semua-semuanya indah banget. Dilengkapi dengan budaya yang sangat unik, dan kreatif. Orang-orangnya pun sangat ramah. Gak heran kalau di luar negeri sono, orang2 lebih kenal Bali dibanding Indonesia. Berdasarkan pengalaman nonton acara2 traveling sih, Bali masih jaauuuuhhh lebih indah dibanding objek pariwisata apapun. Karena Bali punya semuanya.. Hehehe..

Cerita singkat tur kami di Bali adalah sebagai berikut. Oia, ceritanya akan dibagi dua dengan postingan berikutnya.

Menjadi Minoritas
Bandung - Cengkareng - Ngurah Rai - Kuta

Mendarat di Bandara Internasional Ngurah Rai disambut oleh landasan yang di samping kanan-kirinya laut. Mana kita mendarat pas matahari terbenam. Efeknya dramatis abisss.... Keren banget. Bandara ini katanya merupakan salah satu hasilnya Bung Karno. Beliau ingin membuat bandara internasional di pulau ini, tujuannya.. apalagi kalau bukan mengenalkan pariwisata Bali kepada dunia.. dan terbukti, Bali terkenal di dunia.

Pertama dateng, disambut dengan suasana kayak di luar negeri, saking banyakan bulenya yang terlihat dibanding orang Indonesianya. Mana dikit banget yang pake kerudung. Yupe, datang ke Bali, kami menjadi minoritas. Berasa di luar negeri banget deh, jadi ngerasa asing di negeri sendiri. Huakhahahaha... Sampai Bali, Rabu malem, langsung jalan2 di pinggir pantai dan ke Kuta, kebetulan hotelnya emang di Kuta. Kuta itu sangat ramaiii... dan sangat hidup, apalagi pas malem hari. Wajar kalo dibilang kehidupan dimulai di malam hari di Kuta. Hehehe..

Ambisi yang Tak Terselesaikan
Kuta - Garuda Wisnu Kencana (GWK) - Uluwatu - Dreamland - Jimbaran

Hari kedua dimulai dengan jalan2 di pantai, terus siangnya kami ke GWK. GWK itu salah satu ambisinya Pak Harto dulu, katanya patung GWK yang dibuat oleh Nyoman Nuarta ini besarnya akan mengalahkan Miss Liberty di Amerika. Gede banget kan... cuma ampe sekarang baru jadi kepalanya Garuda dan Wisnu aja, yang udah sangat gede banget. Proyek GWK ini sangat cerdas menurutku. Kalau tak salah, GWK dibuat memang untuk menjadi icon di Bali sebagai objek pariwisata. Supaya lebih mudah mengenalkan Bali kepada dunia. Proyek ini sempat terhenti karena, yeah..tahulah, Pak Harto lengser. Tapi, udah diterusin lagi kok, konon patung totalnya jadi tahun 2008 [harusnya]. Hehehe...

Icon GWK sampai dibuat bukan berarti di Bali gakda objek wisata sama sekali. Justru saking beragamnya alam Bali, saking berwarnanya budaya Bali, jadinya harus dibuat sebuah icon supaya lebih fokus.

Salah satu dari keajaiban alam di Bali adalah Uluwatu dan Dreamland. Uluwatu itu mirip Tanah Lot, tebing yang langsung di pinggir laut. Di Bali banyak banget tebing2 seperti ini, di dunia juga banyak sih, cuma bedanya, kalo di Bali tebing2nya semakin cantik dengan adanya pura. Tebingnya tinggi, lautnya bersih, kemanapun memandang yang terlihat cuma laut dan langit. Cantiiikk banget...

Gak cuma di Uluwatu, di Dreamland pun sangat cantik, di sini pantainya jauh lebih sepi dibanding Kuta, dan ombaknya sangat menantang orang2 yang suka surfing. Kami liat sunset di Dreamland. Ugghh.... indah abisss....

Seharian jalan-jalan.. kami makan malam di Jimbaran, Jimbaran ini pantai juga, di sini banyak restoran di pinggir pantai. Makan seafood langsung di pinggir pantai. Asyikk banget...

Dua hari pertama di Bali aja udah puas banget.. Hari-hari selanjutnya juga sangat menyenangkan, gak sabar buat ngepost cerita lagi ttg Bali. Hehehe...

Sip ah..sampai sini duluuu...

P.S. Untuk dua hari pertama yang menyenangkan, terima kasih banyak buat Pak Jono yang udah nganter aku sekeluarga kemana-mana. Hehehe...