11.12.05

Mereka diperkosa dan dijadikan budak seks..

Tadi pagi nonton Oprah Winfrey Show..

Lisa Ling, reporter dari National Geographic pergi ke Kongo.

Ternyata di Kongo, banyak fakta tentang wanita-wanita yang tidak diketahui oleh wanita-wanita di belahan dunia lainnya.

Banyak (bahkan hampir semua) wanita Kongo yang mengalami penderitaan. Pernah dengar cerita tentang Rwanda, perang saudara antara Hutu dengan Tutsi. (Kalau gak tau nonton Hotel rwanda..cukup menjelaskan kok..). Nah, orang-orang Hutu diusir sampai ke Kongo Timur. Lalu mereka di Kongo menjadi Interhawme, pemberontak yang mengganggu rakyat Kongo..

setelah ini cerita yang aku tulis sangat mengerikan, jadi kalau gak tertarik mending langsung dilewat aja, atau tutup blog ini..

.......

..then it started happened..

Saat malam hari tiba, keadaan menjadi tidak aman. Pemberontak-pemberontak itu keluar dan membakari rumah penduduk. Banyak sekali kejadian seperti ini..Sang suami diikat di pohon, anak-anak perempuan yang masih belasan tahun umurnya diperkosa beramai-ramai di depan ayahnya. Setelah puas dengan anak-anak itu, mereka menarik ibu dari anak-anak itu, lalu memaksa anak laki-laki dari ibu itu untuk membuka kaki ibunya. Kemudian para pemberontak itu memaksa anak itu untuk memperkosa ibunya sendiri. Anak itu tentu saja tidak mau, sehingga para pemberontak itu memukuli anak itu habis-habisan. Kemudian, mereka memperkosa si ibu di depan suami, dan anak-anaknya. Suaminya tidak berdaya melihat keluarganya disiksa seperti itu. Dia tak bisa berbuat apa-apa karena diikat di pohon. Dia dipaksa melihat semuanya oleh para pemberontak. Jika tidak mau, terkadang para pemberontak menembak si suami. Para wanita ini diperkosa oleh banyak pemberontak, bahkan sampai 10 orang..

..how this situation can be happened..

Cerita di atas tidaklah karangan belaka..tapi benar-benar terjadi. Bahkan sampai saat ini, saat Anda membaca blog ini. Aku menangis saat menonton acara Oprah Winfrey Show tadi pagi. Menangis karena cerita yang bagaikan tak nyata ini adalah sebuah fakta. Para wanita di Kongo itu saat ini banyak yang mengandung anak penyerangnya. Banyak juga yang langsung ditinggalkan oleh suaminya. Terkadang pemberontak menculik wanita Kongo untuk dijadikan budak seks dan setiap hari diperkosa oleh orang yang berbeda. Walaupun mereka tahu anak yang dikandung adalah anak penyerang, tapi mereka tetap melahirkan anak itu, karena tahu bahwa anak itu tidak punya dosa. Saat ini, mereka sudah merasa tidak punya masa depan. Setiap bulan muncul dan malam datang, mereka ketakutan. Kejadian ini terjadi setiap hari sampai saat ini. Entah mengapa selama ini dunia menutup mata..

.........

Saat tahu tentang kenyataan ini. Aku terdiam. Sangat besar keinginanku untuk membantu mereka, tetapi aku tidak tahu bagaimana caranya. Aku tidak bisa dan tidak berani untuk membayangkan jika kekejaman ini terjadi di dekatku. Pada orang-orang yang aku sayangi bahkan pada diriku sendiri. Aku sangat ingin membantu mereka tapi tidak tahu bagaimana caranya..

Mungkin hal pertama yang bisa kulakukan adalah..

Bersyukur..
Mensyukuri nikmat bahwa aku dilahirkan di Indonesia, di keluarga yang baik, dan kondisi yang aman bahkan nyaman. Di keadaan dimana pria dan wanita saling menghormati. Dimana aku sebagai seorang perempuan masih merasakan bagaimana dihormati oleh orang lain. Saat aku tahu tentang fakta ini, aku sangat mensyukuri keadaanku saat ini dan merasa bodoh karena sifatku yang selama ini suka mengeluh..

Kemudian kuberdo'a..
Agar para wanita itu dijaga oleh-Nya. Apa yang telah dilakukan oleh para pemberontak itu dibalas oleh-Nya. Semoga..para wanita, anak-anak, dan semua yang tak berdaya di sana diberikan yang terbaik oleh-Nya..

Sempat kubertanya..
Dimana keadilan? Kemudian, aku sadar. Seberat apapun kehidupan, Allah Maha Tahu apa yang harus dilakukan.. Dibalik semua kejadian ini, pasti ada rencana-Nya, walaupun tak bisa dimengerti oleh manusia..

Kemudian..
Aku ingin membantu tapi entah bagaimana..Karena akupun takut..

1 comment:

  1. Delapan tahun berlalu dan sekarang 2013 Indonesia darurat kekerasan seksual

    ReplyDelete